NEWS

Genjot Produksi, Kementan Siapkan Rp745 Miliar Guna Kembangkan Kedelai

Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri.

Genjot Produksi, Kementan Siapkan Rp745 Miliar Guna Kembangkan KedelaiPekerja menunjukkan kedelai impor yang harganya melambung di sentra industri tahu dan tempe Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta, Senin (21/2/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.

by Eko Wahyudi

07 September 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Pertanian (Kementan) mengalokasikan pagu anggaran untuk 2023 sebesar Rp745,1 miliar bagi pengembangan kedelai. Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang mendapatkan perhatian pemerintah dalam mengejar stok kebutuhan dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono, mengatakan pemerintah juga akan memulai pengembangan kedelai rekayasa genetika atau Genetically Modified Organism (GMO) yang sebelumnya dilarang di Indonesia. Kementan bahkan terbuka untuk melakukan impor benih kedelai GMO agar dikembangkan di Indonesia.

"Sekarang kita boleh dan akan lakukan (kembangkan) kedelai GMO. Itu boleh dilakukan yang selama ini kita punya kendala (dilarang kembangkan)," katanya dalam rapat dengan Komisi V, Selasa (6/9).

Total produksi kedelai 2023 ditargetkan dapat mencapai 590 ribu ton. Penanaman kedelai akan dilakukan di lahan seluas 369.300 hektare dengan melibatkan 18.465 kelompok petani yang total tenaga kerjanya 1.107.900 orang.

Pengembangan kedelai GMO, kata Kasdi, dilakukan tanpa menyetop pengembangan kedelai lokal. Kasdi mengatakan, larangan pengembangan GMO di Indonesia selama ini tidak adil.

Pasalnya, impor kedelai yang masuk ke Indonesia nyatanya merupakan produk GMO dan tetap aman dikonsumsi masyarakat.

"Semua sudah paham, kok GMO dilarang padahal tiap tahun kita impor kedelai GMO dan kita makan dan tidak mutasi. Itulah kira-kira pendekatan barunya," ujarnya.

Dinilai lebih menghasilkan

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan Presiden Joko Widodo juga telah meminta jajarannya untuk mulai mempelajari kedelai GMO dengan produktivitas yang lebih tinggi. Ia menyampaikan rata-rata produktivitas kedelai di Indonesia hanya sekitar 1,2 ton hingga 1,4 ton per hektare. 

Sementara, kedelai GMO yang dikembangkan oleh berbagai negara telah mencapai produktivitas 2 ton hingga 2,5 ton per hektare. "Artinya biaya produksi per unit lebih murah kalau pakai benih kedelai GMO. Saat ini tinggal dilihat residu dan batas food grade benih yang akan dipakai," kata Arief di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/9).

Arief mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Kementerian Pertanian dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mempelajari potensi penggunaan benih kedelai GMO di dalam negeri. Pasalnya, saat ini kedelai impor yang ada di dalam negeri berasal dari Amerika Serikat dan hasil rekayasa genetik.

Harga dan impor kedelai

Pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu di Pasir Koja, Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.