NEWS

IWF Kelola Rp15 T, Erick Thohir: Perbaiki Akses Air Bersih Milik Warga

IWF menjadi upaya untuk memperbaiki akses air bersih.

IWF Kelola Rp15 T, Erick Thohir: Perbaiki Akses Air Bersih Milik WargaMenteri BUMN, Erick Thohir. (Tangkapan layar)
by
17 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah meluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF) sebagai upaya untuk memperbaiki akses air bersih khalayak luas. Peluncuran dilakukan dalam acara Konferensi Internasional BUMN atau State-Owned Enterprises (SOE) International Conference yang digelar di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10).

“Target awal, IWF akan mengelola dana sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun dari mitra strategis untuk memperbaiki akses air bersih bagi 40 juta jiwa rakyat Indonesia,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang disiarkan secara virtual, Senin (17/10).

Erick menjelaskan penyediaan platform investasi ini mudah direplikasi, sehingga penambahan sambungan rumah untuk percepatan akses air bersih akan dapat terus ditingkatkan.

Indonesia Water Fund (IWF) diinisiasi oleh Kementerian BUMN melalui sinergi Holding BUMN Danareksa (Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta 1, dan Perum Jasa Tirta 2) untuk menghadirkan sambungan air ke berbagai wilayah di Indonesia.

IWF, kata Erick, akan berfokus pada tiga pilar. Model ini pun menawarkan pendekatan investasi dengan manfaat berkelanjutan dan menghadirkan akses yang terintegrasi dari hulu ke hilir. IWF dapat dijalankan sesuai dengan model investasi yang sesuai dengan profil investor dengan skema yang mudah direplikasi di seluruh Indonesia.

Peran mitra strategis dibutuhkan dalam program IWF guna mencapai hasil yang optimal dalam proses pengoperasiannya.

Solusi pemerataan akses air bersih

Erick menambahkan IWF merupakan solusi cepat untuk pemerataan akses air bersih, mempercepat penyediaan air bersih yang inklusif, berkelanjutan, dan efisien bagi publik, sekaligus memperluas cakupan layanan air bersih nasional. IWF juga merupakan bentuk pendanaan untuk air bersih yang berjalan berdampingan dengan APBN secara mandiri, sehingga tidak membebani APBN secara langsung.

“IWF merupakan upaya untuk memaksimalkan PDB Indonesia, karena pasokan air yang tidak cukup akan berpotensi mengurangi PDB Indonesia sebesar 2,5 persen pada 2045,” ujar Erick.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 mencatat rumah tangga dengan akses air minum layak baru mencapai 90,8 persen: sekitar 12 persen rumah tangga memiliki akses air minum aman, dan kurang lebih 19 persen memiliki akses air minum perpipaan.

Berdasarkan data dari Danareksa Research Institute, konsumsi air semakin meningkat sejalan dengan peningkatan populasi. Namun, kelangkaan air menjadi masalah besar di beberapa negara dan bersamaan dengan kualitas air yang kurang baik menjadi penyebab penyebaran penyakit. 

Realisasi investasi/pembiayaan untuk sektor pengairan dan sanitasi belum memenuhi sesuai kebutuhan. IWF merupakan alternatif pembiayaan sektor pengairan di indonesia yang melibatkan BUMN, pihak swasta, dan investor. Skema sumber dana tersebut diharapkan dapat meringankan beban APBN.

"Peran BUMN sebagai agen pembangunan di masyarakat akan berjalan seiring dengan transformasi BUMN," ujarnya.

Erick pun sempat mengungkapkan pencapaian positif BUMN selama 2021: pendapatan BUMN naik 18,8 persen dari 2020 menjadi Rp2.295 triliun atau sekitar US$160 miliar.

Tidak hanya itu, keuntungan konsolidasi BUMN melonjak 838 persen dari Rp13 triliun (US$892 juta) pada 2020 menjadi Rp124,7 triliun (US$9 miliar) pada 2021.

Total aset BUMN meningkat menjadi Rp8.978 triliun (US$630 miliar) pada akhir 2021 atau setara 53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Related Topics