Kementan Akan Impor Vaksin Untuk Atasi Wabah PMK Sapi
PMK dapat menular melalui udara atau kontak langsung.
11 May 2022
Jakarta, FORTUNE - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut Penyakit Kuku dan Mulut ini telah mewabah pada dua kabupaten di Aceh, dan empat kabupaten di Jawa Timur. Dia berharap wabah ini pada level yang ringan dengan tingkat risiko rendah sehingga jenis PMK ini dapat ditangani secara cepat.
Dia menyebut, Indonesia akan memproduksi vaksin untuk mengatasi wabah virus pada hewan ternak ini. Namun demi menunggu penelitian dan produksi vaksin tersebut rampung, pemerintah akan mengimpor vaksin. “Karena itu dalam 14 hari, kita akan mendatangkan vaksin impor yang jumlahnya tidak banyak untuk menunggu kehadiran vaksin nasional,” kata dia saat konferensi pers secara virtual, Rabu (11/5).
Dua daerah itu ialah Provinsi Aceh ada dua kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur dan Provinsi Jawa Timur ada empat kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan menular yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi. Di dunia, telah ditemukan 14 serotype virus dari penyakit ini.
Akan produksi vaksin dalam negeri
Syahrul menyebut pihaknya melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya telah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Indonesia. Dia menyebut, serotype virus yang menyebar saat ini beradar berbeda dengan jenis yang sempat mewabah beberapa tahun lalu.
Hasil penelitian tersebut, nantinya akan digunakan untuk menentukan intervensi vaksin yang dibutuhkan. “Kita usahakan 4 minggu karena imunitas virus ini seperti covid 14 hari dan kita usahakan sebelum 20 hari kita bisa temukan vaksin yang dibuat sendiri,” ucapnya.
Langkah atasi PMK
Dia mengatakan PMK adalah salah satu penyakit yang penyebarannya sangat cepat, yaitu melalui udara dan kontak langsung. Sehingga, kata dia, daerah-daerah tersebut harus menjadi daerah yang sepenuhnya dalam kendali yang baik oleh pemerintah daerah maupun Kementerian Pusat.
Upaya ini dilakukan agar wabah PMK terkendali dan tidak terjadi mutasi yang berlebihan. Menurut Syahrul, dari beberapa rapat koordinasi, ada tiga langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
Pertama, langkah darurat atau agenda SOS. Kedua, langkah temporer agar wabah ini tidak menyebar terlalu jauh dari daerah tersebut. Ketiga, recovery atau pemulihan.
Kronologi ditemukan PMK
Kasus pertama wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak pertama kali ditemukan di Kabupaten Gresik. Ada 402 ekor sapi terindikasi terjangkit PMK di lima kecamatan dan 22 desa pada 28 April 2022. Dinas Pertanian Jawa Timur menyebutkan, penyakit menular akut yang menyerang hewan ternak ini memiliki tingkat penularan 90-100 persen.
Kemudian pada 1 Mei 2022, kasus kedua dilaporkan di Kabupaten Lamongan dengan jumlah 102 ekor sapi. Wabah pada kasus kedua ini tersebar di tiga kecamatan, yang meliputi enam desa.
Di hari yang sama, ditemukan juga kasus PMK di Sidoarjo yang menjangkiti sapi potong sebanyak 595 ekor, sapi perah dan kerbau di 11 kecamatan. Kasus ini meliputi 14 desa. Kasus keempat terjadi pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto. Ada 148 ekor sapi potong terinfeksi penyakit yang sama dan seluruhnya tersebar di sembilan kecamatan serta 19 desa.
“Dalam waktu singkat ini, terutama daerah yg terjangkit wabah secara pasti terutama Jatim dan Aceh, kita akan sebarkan obat yang ada. Ada 3 bentuk obat yg diturunkan sampai menunggu vaksin untuk intervensi,” tutur Syahrul.