NEWS

Mendag Siapkan Kebijakan Atasi Lonjakan Harga Kedelai Impor

80 persen kebutuhan kedelai nasional diandalkan dari impor.

Mendag Siapkan Kebijakan Atasi Lonjakan Harga Kedelai ImporPekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu di Pasir Koja, Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.

by Eko Wahyudi

18 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi tengah menyiapkan kebijakan untuk mengatasi kenaikan harga kedelai yang telah membuat perajin tahu dan tempe kelimpungan. 

Kendati demikian, Lutfi belum dapat mengungkap kebijakan seperti apa yang bakal diputuskan untuk mengatasi kenaikan harga kedelai.  

"Kami akan putuskan pada kesempatan pertama minggu depan. Nanti akan saya umumkan kebijakannya," ujarnya seperti dilansir Antara, Kamis (17/2).

Berdasarkan catatan Kemendag, harga kacang kedelai impor diperkirakan bakal terus naik hingga Mei di level US$15,79 per gantang, sebelum akhirnya turun tipis per Juli 2022 ke posisi US$15,74 per gantang. Pada minggu pertama Februari 2022, harga kedelai telah mencapai US$15,77 per gantang atau setara dengan Rp11.240 per kilogram.

Penyebab kenaikan harga

Lutfi menjelaskan, ada beberapa sebab yang membuat harga kedelai dunia melonjak. Salah satunya dampak La Nina di Argentina dan Amerika Selatan. Kondisi itu, kata dia, menyebabkan suplai kedelai menjadi sangat terbatas.

Selain itu, terdapat restrukturisasi dari peternakan di Tiongkok yang mendapatkan 5 miliar babi yang dulu makannya tidak diatur, namun saat ini diberi makan kedelai.

"Permintaan sangat tinggi menyebabkan harga sangat tinggi. Nah, ini yang menyebabkan harga kedelai di Indonesia juga tinggi," ujar Lutfi.

Mayoritas kedelai Indonesia impor dari AS

Budidaya kedelai di Indonesia saat ini dalam kondisi bagus. Namun, dari kebutuhan dalam negeri yang sebanyak 3 juta ton tahun, pasokan domestik baru mencapai 500 ribu sampai 750 ribu ton per tahun. Dengan demikian, 80-90 persen dari kebutuhan nasional masih diimpor dari sejumlah negara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor kedelai Indonesia pada 2021 mencapai US$1,482 miliar. Nilai tersebut meningkat 47,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Volume impor kedelai mencapai 2,49 juta ton atau naik 0,58% dibandingkan tahun sebelumnya.

Amerika Serikat menjadi pemasok utama kedelai impor dengan nilai hingga US$1,29 miliar dan volume 2,15 juta ton. Artinya, Amerika Serikat memasok sekitar 87 persen dari kebutuhan kedelai impor Indonesia.

Related Topics