NEWS

Mentan: 116 Ribu Hewan Ternak Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku

173 kabupaten/kota masuk dalam zona paparan wabah PMK.

Mentan: 116 Ribu Hewan Ternak Terpapar Penyakit Mulut dan KukuMenteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai meninjau sapi kiriman dari NTT untuk kurban wilayah Jabodetabek di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (10/6). (FORTUNE Indonesia/ Eko Wahyudi).
by
11 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ada 116 ribu ekor sapi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Meski begitu, jumlah thewan yang terpapar jauh lebih sedikit dibandingkan total populasi sapi yang mencapai 18 juta ekor.

"Tapi tidak boleh sedikit pun kami lengah karena itu (penyakit) bisa langsung menyebar," kata Syahrul saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (10/6).

Berdasarkan perkembangan data terakhir, wilayah yang terpapar PMK mencapai 173 kabupaten/kota. Namun, dalam satu kabupaten/kota tidak semua hewan ternak di seluruh kecamatan atau desa itu terpapar PMK.

"Tetapi terpusat dari desa dan kecamatan. Jadi satu kecamatan bisa terdiri dari 10 kecamatan, mungkin hanya dua desa (yang terpapar PMK)," tutur Syahrul.

Lebih lanjut, pemerintah pusat telah memberikan peringatan kepada tiap daerah yang terpapar PMK agar tak mengeluarkan hewan ternak ke kawasan lain. Hal ini demi menekan risiko penyebaran PMK.

Pada awal Juni 2022,  total hewan ternak yang terpapar PMK sebanyak 40 ribu ekor di 17 provinsi. Namun, jumlah itu masih kecil dibandingkan total populasi yang mencapai 30 juta.

"Populasi terkena PMK tersebut maish kurang lebih cuma 40 ribu saja dibandingkan dengan jumlah populasi dari 17 provinsi itu 30 juta," ucap Syahrul.

Pemerintah bentuk satgas wabah PMK

Syahrul mengatakan, pemerintah telah membentuk satuan tugas (satgas) penanganan wabah PMK. Satgas tersebut dibentuk berdasarkan wilayah yang masuk ke dalam zona terpapar PMK. Nantinya, satgas itu pun akan dibentuk sampai tingkat daerah paling kecil, sehingga, penanganan wabah PMK lebih maksimal.

“Satgas sudah jalan,” ujarnya.

Keputusan pembentukan satgas diambil usai melakukan rapat koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis (9/6).

Kementan menurutnya tekah mengambil langkah antisipasi seperti isolasi dan distribusi hewan ternak. Syahrul juga mengimbau agar isu PMK jangan menjadi konsumsi negatif bagi peternak.

"Kalau sekarang ini kami tidak jor-joran dengan publik kami takut ini akan menjadi konsumsi yang negatif bagi peternak kita yang sebenarnya masih sangat oke, semuanya masih bisa jalan," kata dia.

Impor vaksin untuk PMK

Sapi-sapi yang diangkut dengan kapal dari NTT untuk kebutuhan kurban Jabodetabek, Jumat (10/6). (FORTUNE Indonesia/ Eko Wahyudi)

Related Topics