NEWS

Mentan Minta Industri Pakan Ternak Serap Jagung Milik Petani

Pakan ambil porsi terbesar dalam biaya produksi peternak.

Mentan Minta Industri Pakan Ternak Serap Jagung Milik PetaniANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc

by Eko Wahyudi

03 November 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mendorong para pelaku usaha dan industri pakan untuk menyerap jagung dan produk lokal seperti dedak yang diproduksi petani seluruh Indonesia. Dia menyatakan hal tersebut saat meresmikan perusahaan pakan swasta yang berinvestasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

"Saya berharap dengan adanya pabrik pakan di sini akan memberikan nilai manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar, terutama penyerapan bahan baku pakan lokal seperti jagung, dedak dan sebagainya yang akan mendorong pengembangan ekonomi pedesaan," ujar Syahrul dalam keterangannya, Rabu (2/11).

Menurut Syahrul, berdasarkan hasil survei BPS mengenai struktur ongkos usaha peternakan, komponen pakan berkontribusi 56,95 persen terhadap total biaya budi daya ayam ras pedaging di tingkat peternakan rakyat. Sedangkan untuk budi daya ayam ras petelur, kontribusi pakannya 70,97 persen.

"Karena itu pabrik pakan dapat menyerap bahan baku pakan dari petani setempat, dan harga pakan untuk peternak lebih dapat terjangkau. Di sisi lain, saya berharap pabrik pakan memberikan pengaruh ke harga pangan asal ternak yang lebih kompetitif di tingkat konsumen. Yang pasti kita harapkan nantinya ada kerja sama yang saling menguntungkan antara petani, dan peternak, serta masyarakat sekitar," katanya.

Kontribusi peternakan dan pertanian

Pertanian dan peternakan adalah sektor yang memberi solusi konkret bagi tumbuh-kembang perekonomian, kata dia. Kontribusi keduanya bahkan terbukti menjadi kunci utama bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis global.

"Inilah saatnya Indonesia bangkit menjadi negara yang lebih kuat dan ini tergantung kita semua. Kita mau tidak berkeringat, kerja benar, dan jangan sampai kita korupsi," katanya.

Sejauh ini Indonesia di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo, katanya, mampu menguatkan ekonomi dari ancaman pandemi dan krisis lainya. Indonesia bahkan menjadi negara terkuat pada sistem ketahanan pangan setelah FAO dan IRRI memberi penghargaan swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut.

"Dalam menghadapi global warming, dampak Covid-19 dua tahun setengah, di mana ekonomi sedang terguncang, pangan bersoal di seluruh negara, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat survive menghadapi tantangan itu,” ujarnya.

Lahan jagung menyusut

Syahrul juga sempat menargetkan untuk membuka 300 ribu hektare lahan baru untuk produksi jagung. Kementerian Pertanian mencatat prognosa penghitungan Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) untuk luas tanam jagung nasional pada Oktober 2019-September 2020 adalah 5,5 juta hektare. Sedangkan, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2020 mencapai 5,16 juta hektare.

Pada 2021, produksi jagung nasional ditaksir mencapai 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen, dihasilkan dari luas panen sekitar 4,15 hektare.

"Sudah dua tahun ini semua krisis. Krisis global, ekonomi memburuk. Belum selesai, ada perubahan iklim. Apalagi pada negara yang 4 musim. Berantakan itu pertaniannya. Habis itu ada Ukraina perang dengan Rusia. Nah ini kesempatan bagi Indonesia," ujarnya.