NEWS

Rampung 2023, Ini 3 Penyebab Molornya Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Pandemi jadi penyebab utama pengerjaan KCJB meleset target.

Rampung 2023, Ini 3 Penyebab Molornya Kereta Cepat Jakarta-BandungIlustrasi Kereta Cepat Jepang. Shutterstock/Ingolf Nistad
by
07 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China alias KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengungkap tiga masalah utama yang membuat pengerjaan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) molor. Kemungkinan, waktu pembangunan akan memanjang hingga 2023.

“Satu, masalah pendanaan. Kedua, pandemi Covid-19. Dan ketiga, teknis,” katanya di hadapan Komisi V DPR RI yang disiarkan secara virtual, Senin (7/2).

Menurut Dwiyana, para pemegang saham hingga April 2021 belum juga melakukan setoran modal secara penuh karena tertekan pandemi. Pemerintah pun akhirnya turun tangan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp4,3 triliun kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada akhir 2021.

Dana tersebut akan digunakan untuk pemenuhan base equity konsorsium BUMN Indonesia pada proyek kereta cepat, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). “Sehingga PT KAI yang akan mengambil alih WIKA sebagai leading sponsor dan artinya akan mendelusi sebagian saham dari PTPN VIII dan Jasa Marga,” ujarnya.

PSBI bersama konsorsium badan usaha Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co. Ltd, membentuk perusahaan patungan, yaitu PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang menjadi pelaksana pembangunan dan penyelenggaraan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Porsi saham PSBI di KCIC mayoritas adalah 60 persen. Sisanya yang 40 persen diambil konsorsium dari Tiongkok.

Selain PT KAI di PSBI, ada pula PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN),

Masalah kedua adalah pandemi yang berlarut-larut, yang membuat para pekerja tertular virus corona. Ia menyebut, ada sekitar 500 pekerja terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini tentu memperlambat pengerjaan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. “1500 pekerja lainnya harus dikarantina," yang memicu perlambatan pengerjaan di beberapa lokasi, katanya.

Ada 3 terowongan bermasalah

Masalah lain yang dihadapi, kata dia, adalah menantangnya pengerjaan di beberapa lokasi proyek. Menurutnya, ada tiga pekerjaan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung yang belum selesai dibangun dari total 13 yang akan dibangun.

"Tinggal tunnel 2, tunnel 4, dan tunnel 6 yang belum selesai karena masalah clay shale atau masalah geologi," ujar Dwiyana.

Dwiyana mengatakan solusi atas problem pada tanah lempung itu telah ditemukan. Dengan begitu, semua pekerjaan terowongan diharapkan bisa rampung pada April 2022. 

Terowongan menjadi salah satu pekerjaan teknis yang menyebabkan keseluruhan proyek sepur kilat itu batal kelar pada akhir 2022. Berdasarkan perhitungan tim KCIC, progres hingga akhir 2022 baru 95 persen.

Tiket KCJB rentang Rp150 ribu-Rp350 ribu

Dwiyana menyatakan trase KCJB sepanjang 142,3 kilometer membentang dari Stasiun Halim sampai Stasiun Tegal Luar di Bandung bagian Timur. Nantinya, angkutan ini akan melayani tiga kelas perjalanan, yakni VIP class, first class dan second class. Satu rangkaian terdiri dari 601 kursi. "Untuk tarif berkisar Rp 150.000 sampai Rp 350.000. Sesuai dengan hasil studi Demand Forecast Polar UI," ujarnya.

KCJB dilayani 4 stasiun, yakni Halim, Karawang, Padalarang dan Tegal Luar. Stasiun Padalarang bakal menjadi hub yang menghubungkan pelayanan kereta api cepat dan pelayanan kereta api yang saat ini telah ada. Stasiun Padalarang akan melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegal Luar.

Tipe kereta KCJB adalah CR400AF dengan kecepatan operasi maksimum 350 kilometer per jam. Waktu pelayanan berkisar 36 menit-45 menit. Waktu operasional 05.30 – 22.00, dengan perkiraan peak period pagi dan sore hari.

Related Topics