NEWS

Sosok Haji Isam yang Pabriknya Diresmikan Presiden Jokowi

Presiden Jokowi meresmikan pabrik biodiesel milik Haji Isam.

Sosok Haji Isam yang Pabriknya Diresmikan Presiden JokowiDoc. BPMI Setpres
by
22 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peresmian pabrik biodiesel PT Jhonlin Agro Raya yang merupakan anak usaha dari Jhonlin Grup di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, milik pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad atau kerap disapa Haji Isam.

Dia menegaskan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi kelapa sawit untuk dilakukan di Tanah Air mengingat potensinya yang sangat besar. Menurutnya, potensi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang dimiliki Indonesia mencapai 52 juta ton per tahunnya, sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Hilirisasi, industrialisasi harus dilakukan dan harus kita paksa untuk dilakukan,” kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/10).

Jokowi pun mengungkapkan alasan dirinya hadir ke pabrik yang dibangun dengan investasi Rp2 triliun tersebut. Dia yakin potensi dari pabrik biodiesel ini akan membuka lapangan pekerjaan yang banyak, khususnya setelah mulai beroperasi pada Oktober 2021.

Sebagai informasi, dalam peresmian pabrik biodiesel tersebut, nama pemilik Jhonlin Group tersebut juga disebutkan oleh Jokowi. Bahkan keduanya, saat acara nampak duduk bersebelahan di barisan tamu kehormatan. "Yang saya hormati jajaran direksi serta jajaran komisaris PT Jhonlin Group, Bapak Haji Andi Syamsuddin Arsyad dan Bapak Komisaris Amran Sulaiman," kata Jokowi.

Sebenarnya, kedekatan antara Jokowi dan Haji Isam dapat diketahui dari beberapa momen sebelumnya. Haji Isam diketahui juga merupakan salah satu sosok yang berperan dalam tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada kontestasi politik 2019.

Selain ikut meresmikan pabrik biodiesel, Jokowi juga pernah meresmikan pabrik gula raksasa milik pengusaha kaya asal Kalimantan Selatan tersebut pada 2020. Lantas siapa sebenarnya sosok Haji Isam?

1. Haji Isam mantan tim sukses Jokowi-Maruf

Haji Isam yang dikenal sebagai konglomerat Kalimantan menggeluti banyak bisnis, di antaranya tambang batu bara, bisnis karet, transportasi, hingga kelapa sawit.

Pada Pilpres 2019, nama Haji Isam diketahui pernah tercantum sebagai Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf. Saat itu, ia menjadi wakil bendahara bersama Jazilul Fawaid, Rerie Lestari Moerdijat, dan Dudy Purwagandhi.

Sementara, posisi Bendahara TKN Jokowi-Ma’ruf dipegang oleh Sakti Wahyu Trenggono yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, serta Agus Gumiwang yang sekarang menjabat Menteri Perindustrian.

Kendati begitu, mantan Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Verry Surya Hendrawan, membantah bahwa Haji Isam pernah masuk ke dalam TKN. Dia menegaskan, nama Haji Isam bahkan tidak masuk ke struktural TKN Jokowi-Ma’ruf. “Nama Beliau tidak pernah masuk ke struktur maupun hadir di rapat-rapat TKN,” ujar Verry seperti dikutip IDN Times, Jumat (22/10).

2. Jokowi di peresmian pabrik gula milik Haji Isam

Presiden Jokowi pada 22 Oktober 2020, meresmikan pabrik gula berkapasitas terbesar di Indonesia yang berada di Bombana, Sulawesi Tenggara. Diketahui pabrik gula tersebut adalah milik Haji Isam. Pabrik gula ini dikelola oleh PT Prima Alam Gemilang. Perusahaan tersebut merupakan anak usaha PT Jhonlin Batu Mandiri (Jhonlin Group).

Saat itu, Jokowi mengapresiasi keberanian PT Prima Alam Gemilang untuk berinvestasi membuka kebun tebu dan pabrik gula terintegrasi tersebut. "Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi dan hargai. Dimulai tiga tahun lalu dan sekarang selesai dan sudah berproduksi," ujarnya saat memberi sambutan peresmian.

Jokowi juga menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan komoditas gula di Indonesia mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri. Sedangkan sisanya, masih harus mengandalkan impor.

"Sehingga pendirian pabrik gula di Bombana ini sekali lagi patut kita hargai karena nanti mengurangi impor. Artinya bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita," kata Presiden.

Related Topics