NEWS

Surplus Neraca Dagang Diprediksi Bakal Turun Dalam Dua Bulan Ini

Indonesia tetap bergantung terhadap batu bara dan sawit.

Surplus Neraca Dagang Diprediksi Bakal Turun Dalam Dua Bulan IniShutterstock/Alexey Lesik
by
15 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –  Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, mengatakan neraca perdagangan diperkirakan masih akan mencetak surplus pada awal tahun ini, dan ada kemungkinan untuk berkurang signifikan.

Berdasarkan proyeksinya, keuntungan neraca perdagangan Januari 2022 mencapai US$0,19 miliar atau turun dari surplus pada Desember 2021 yang sebesar U$$1,02 miliar. 

Menurut Sumual melalui pesan pendek, penurunan didorong oleh melemahnya kinerja ekspor maupun impor secara bulanan. Dia berspekulasi ekspor pada Januari 2022 mencapai US$20,20 miliar, turun 9,74 persen secara bulanan dari Desember 2021 yang sebesar US$22,38 miliar. 

Dari sisi impor, Sumual mereken terjadi penurunan 6,32 persen secara bulanan dari US$20,01 miliar pada awal tahun dibandingkan dengan Desember 2021. Namun, dari sisi komponen, terdapat peningkatan impor bahan baku termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) seiring dengan peningkatan mobilitas pada Januari 2022.  

Surplus masih akan terjadi

David memprediksi neraca perdagangan Indonesia masih akan mencetak surplus setidaknya dalam jangka pendek hingga jangka menengah. Itu di tengah pengaruh melambatnya kinerja impor pada Februari seiring pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menekan kepercayaan masyarakat. 

Dari sisi ekspor, performanya kemungkinan masih relatif menjanjikan sebagai buah dari tingginya harga energi dan produk perkebunan menyusul peningkatan ketegangan di Ukraina. 

“Ini memang juga jadi sentimen negatif dari konflik di Ukraina, yang memengaruhi harga pupuk. Karena bahan dasar pupuk nitrogen, dari gas. Ini memengaruhi harga bahan pangan yang lain terutama kedelai, gandum dan jagung," katanya.

Ada efek dari pelarangan ekspor batu bara

Sementara itu, ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan neraca perdagangan Januari 2022 hanya akan mencetak surplus US$200 juta.  “Ini sebagian besar terkait larangan ekspor batu bara pada Januari 2022,” katanya seperti dikutip dari laporannya. 

Faisal memperkirakan larangan ekspor batu bara menumbuhkan kinerja ekspor—meskipun lambat—30,33 persen bulan lalu. PMI manufaktur Tiongkok yang turun di bawah 50 juga menunjukkan lesunya permintaan dari negara mitra dagang utama Indonesia tersebut.  “Dampak ekspor batu bara diperkirakan mengurangi ekspor sekitar US$1 miliar,” ujarnya. 

Di sisi lain, pertumbuhan impor Indonesia pada Januari 2022 diperkirakan akan menguat menjadi 48,04 persen secara tahunan, lebih tinggi dari 47,93 persen pada Desember 2021. 

Related Topics