NEWS

Surplus US$5,09 Miliar Neraca Dagang Juni 2022 Ditopang Ekspor CPO

Ekspor Indonesia pada Juni 2022 mencapai US$26,09 miliar.

Surplus US$5,09 Miliar Neraca Dagang Juni 2022 Ditopang Ekspor CPOPekerja menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bram Itam, Tanjungjabung Barat, Jambi, Selasa (15/3/2022). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/tom.
by
20 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Di tengah pemulihan ekonomi global, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut kinerja perdagangan Indonesia pada Juni 2022 yang berhasil mencatatkan surplus sebesar US$5,09 miliar. Surplus Juni 2022 terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$7,23 miliar dan defisit migas US$2,14 miliar.

Ekspor Indonesia pada Juni 2022 mencapai US$26,09 miliar atau naik sebesar 21,30 persen dibanding Mei 2022. Ekspor migas dan nonmigas pada periode yang sama mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,45 persen dan 22,71 persen.

Peningkatan ekspor Juni 2022 disumbangkan oleh produk lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) yang meningkat 300,66 persen secara bulanan. Selain itu, perbaikan ekspor juga ditopang oleh produk-produk yang bernilai tambah tinggi seperti timah dan produknya (HS 80), pakaian bukan rajutan (HS 62), dan makanan olahan (HS 21).

“Pencabutan kebijakan pelarangan ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 30 Tahun 2022 jo. Permendag No.39 Tahun 2022 dan Program Percepatan Penyaluran CPO, RBD PO, RBD Palm Olein dan UCO melalui Permendag No. 38 Tahun 2022 telah mendorong kineja ekspor di Juni ini,” ucap Zulkifli dalam keterangan tertulis, Selasa (19/7).

Surplus ini melanjutkan tren surplus beruntun yang dicapai sejak Mei 2020 atau tepatnya selama 26 bulan terakhir. Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia semester I-2022 mencatatkan surplus US$24,89 miliar. Surplus tersebut khususnya disokong surplus pada sektor nonmigas US$36,59 miliar dan defisit sektor migas sebesar US$11,70 miliar. Surplus semester I-2022 pun menjadi surplus per semester yang terbesar dalam sejarah, mengungguli surplus semester I-2007 yang sebesar US$20,15 miliar.

“Berbagai tantangan global yang kian masif tidak menyurutkan performa positif neraca perdagangan Indonesia. Secara historis, surplus perdagangan semester I-2022 merupakan surplus perdagangan semesteran terbesar sepanjang masa,” kata Zulkifli.

Surplus dengan mitra dagang

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/11/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/11/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

Surplus perdagangan nonmigas Indonesia periode Juni 2022 didorong oleh beberapa negara mitra dagang. India menjadi negara mitra dagang yang menyumbangkan surplus terbesar dengan nilai US$1,64 miliar. Kemudian, disusul oleh Amerika Serikat (AS) sebesar US$1,47 miliar, dan Filipina dengan surplus US$1,16 miliar.

Secara kumulatif, ekspor selama Semester I-2022 mencapai US$141,07 miliar atau naik 37,11 persen dari tahun lalu. Kenaikan nilai ekspor tersebut didorong oleh kenaikan ekspor migas sebesar 33,45 persen dan ekspor nonmigas sebesar 37,33 persen.

Impor juga ikut meningkat

Sedangkan untuk nilai impor Indonesia Juni 2022, tercatat sebesar US$21,0 miliar atau ikut naik 12,87 persen dibanding Mei 2022. Peningkatan nilai impor tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan impor nonmigas sebesar 13,60 persen dan impor migas sebesar 9,52 persen.

Secara penggunaan barang, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Juni 2022 mengalami kenaikan. Peningkatan terbesar terjadi pada impor golongan barang modal yang meningkat sebesar 26,30 persen secara bulanan, diikuti barang konsumsi yang naik sebesar 12,02 persen, dan bahan baku/penolong naik sebesar 10,72 persen.

“Peningkatan barang modal berdampak pada peningkatan kapasitas produksi, sementara impor bahan baku/penolong mencerminkan peningkatan kinerja sektor riil dan pemesanan baru,” ujar Zulkifli.

Beberapa produk dengan kenaikan impor terbesar pada periode Juni 2022 dibandingkan dengan Mei 2022, di antaranya besi dan baja (HS 72) naik 46,13 persen, ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 44,88 persen, perabotan, lampu, dan alat penerangan (HS 94) naik 40,79 persen, kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 28,40 persen, serta karet dan barang dari karet (HS 40) naik 24,02 persen.

Selama semester I-2022, total impor Indonesia mencapai US$116,18 miliar atau meningkat 27,62 persen dibandingkan periode semester I-2021. Peningkatan impor semester I 2022 dipicu oleh meningkatnya permintaan impor migas yang signifikan sebesar 68,98 persen, dan impor nonmigas yang naik 21,62 persen.

Related Topics