NEWS

Untuk Kereta Cepat, KAI Harap PMN Rp3,2 Triliun Cair Pada Desember

Dana PMN ini akan menjaga kesinambungan proyek KCJB.

Untuk Kereta Cepat, KAI Harap PMN Rp3,2 Triliun Cair Pada DesemberIlustrasi kereta cepat. (dok. KCIC)
by
10 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang biasa disebut KAI, memerlukan pencairan penyertaan modal negara (PMN) Rp3,2 triliun sebelum akhir 2022. Pasalnya, dana tersebut dapat menjamin kesinambungan dan keberlanjutan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) agar dapat beroperasi pada Juni 2023. 

Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menegaskan pada Rabu (9/11) dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, jika PMN diberikan maksimal pada Desember tahun ini, dia dapat meyakinkan "tidak ada penambahan cost overrun lagi" dan "proyek akan selesai pertengahan 2023." 

PT KAI merupakan pemimpin konsorsium bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Ada alasan KAI dorong pencairan PMN

Didiek menyatakan ada empat alasan pemerintah harus segera mencairkan PMN. Pertama, kondisi cashflow PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah menipis sehingga membutuhkan suntikan dana.

Kedua, persetujuan PMN kepada PT KAI sebesar Rp3,2 triliun untuk memenuhi porsi 25 persen ekuitas pihak Indonesia atau cost overrun proyek KCJB untuk menjaga keberlanjutan pelaksanaan proyek strategis nasional KCJB sesuai dengan dukungan pemerintah dalam Perpres 93 tahun 2021.

Ketiga, pemberian PMN juga dimaksudkan agara kondisi cashflow para kontraktor terjaga sehingga proses pengerjaan proyek KCJB tidak lagi molor.

"Kemudian, struktur permodalan KAI sebagai lead konsorsium terbatas dalam mendukung penugasan PSN dan saat ini masih dalam proses recovery dari dampak pandemi. Di saat yang bersamaan, KAI juga mendapatkan penugasan untuk menyelesaikan dua PSN yakni proyek LRT Jabodebek dan proyek KCJB," kata Didiek.

Sebelumnya, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat pembengkakan proyek KCJB US$1,449 miliar atau sekitar Rp21,7 triliun. Perhitungan tersebut berdasarkan data per 15 September 2022.

Sementara, biaya membengkak ini nantinya dibayarkan oleh Konsorsium Indonesia dan Konsorsium Cina dengan porsi 25 persen. Perinciannya, konsorsium Indonesia Rp3,2 triliun, dan konsorsium Cina Rp2,1 triliun.

Pembengkakan biaya 75 persen atau Rp16,3 triliun berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB).

Progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke proyek Kreta Cepat Jakarta Bandung, Senin (17/1).
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke proyek Kreta Cepat Jakarta Bandung, Senin (17/1). (dok.Setkab)

Related Topics