NEWS

Airlangga Sebut Kartu Prakerja Kerek Pangsa Pasar Bisnis Pelatihan

Pangsa pasar bisnis pelatihan diklaim Rp6 triliun per tahun.

Airlangga Sebut Kartu Prakerja Kerek Pangsa Pasar Bisnis PelatihanMenteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Tangkapan layar)

by Hendra Friana

18 June 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim pangsa pasar pelatihan digital di Indonesia meningkat pesat sejak pemerintah memulai program Kartu Prakerja pada April 2020. Dalam setahun, kata dia, nilainya ditaksir bisa mencapai Rp6 triliun.

"Pasar pelatihan di Indonesia mencapai Rp6 triliun per tahun. Sebelum Prakerja pasar ini kosong tidak ada yang menangani," ujarnya dalam acara Temu Prakerja di Sentul International Convention Center, Jumat (18/6).

Airlangga menuturkan, Kartu Prakerja merupakan program Government to Public yang paling masif yang pernah ada dibandingkan program serupa di negara-negara lain di dunia.

Tuai tanggapan positif 

Program Kartu Prakerja, menurutnya, juga telah menuai banyak tanggapan positif dari banyak forum internasional karena secara ilmiah mampu untuk mendorong adult learning, pemberdayaan perempuan, inklusi keuangan, pengurangan ketimpangan, pengangguran dan kemitraan multi-pihak yang merupakan pilar-pilar SDG.

"Dalam pertemuan UNESCO di Marrakech, Maroko semalam, mereka mencari jalan untuk menghadapi tantangan masa depan ketenagakerjaan di era digital. Dari hampir seluruh negara yang memberi paparan, Program Kartu Prakerja adalah program yang paling siap dan sudah beroperasi,” kata Airlangga. 

Kemudian, berdasarkan hasil survei evaluasi yang sudah dilakukan Manajemen Pelaksana sejak 2020, terbukti bahwa program Kartu Prakerja menjadi program yang inklusif karena menjangkau 3,3 persen penyandang disabilitas.

"Penerima program ini ada di 514 kabupaten/kota dan 56 persen tinggal di desa, 49 perempuan dan sekitar 3 persen adalah penyandang disabilitas," tuturnya.

Selain itu, survei tersebut juga mencatat 14 persen penerima yang belum tamat atau lulusan SD, 2,9 persen dan Purna Pekerja Migran Indonesia. Selain itu 89 persen peserta mengatakan program ini mengalami peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan kewirausahaan. 

Lebih jauh, 30 persen penerima manfaat yang sebelumnya menganggur, sekarang sudah bekerja atau berwirausaha dan 66 persen dari penerima yang sedang mencari kerja, melampirkan sertifikat Kartu Prakerja saat melamar pekerjaan.