NEWS

Antam Jajaki Pembentukan JV dengan Produsen Prekursor Global

Kesepakatan JV dengan LG dan CBL ditarget rampung November.

Antam Jajaki Pembentukan JV dengan Produsen Prekursor GlobalDok. Istimewa

by Hendra Friana

12 October 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) tengah menjajaki kerja sama dengan salah satu produsen prekursor terbesar di dunia untuk pengembangan industri sel baterai kendaraan listrik. Direktur Utama Antam Nico Kanter mengatakan, rencananya kemitraan akan dijalin dalam bentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV).

Nantinya mereka akan membangun pabrik yang dapat mengolah nickel sulphate dan cobalt sulphate menjadi bahan precursor dan positive electrode (katoda) untuk baterai lithium-ion (li-ion), terutama untuk jenis Nickel Manganese Cobalt (NMC) dan Nickel Cobalt Aluminium (NCA).

"Kita harus banyak bermitra dengan strategic partner. Dan mereka merupakan global player. Kami juga jajaki dengan the biggest precursor producer, yang sedang dalam proses ," ujar Nico dalam Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).

Di luar penjajakan tersebut, Antam juga tengah berupaya merampungkan pembentukan JV yang melibatkan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co (CBL) dan juga LG Energy Solution (LGES). Saat ini, perusahannya masih menghitung valuasi sumber daya nikel yang akan mereka tambang untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.

Pasalnya, valuasi tersebut akan menentukan setoran modal Antam pada dua perusahaan tambang hasil patungan dengan LG Energy Solution CBL.

Menurut Nico, butuh jutaan metrik ton nikel untuk memasok proyek raksasa industri baterai EV yang terintegrasi hulu ke hilir tersebut. Untuk proyek Titan, yang perusahaan patungannya dibentuk bersama LG, misalnya, Antam memerlukan pasokan ore nikel sebanyak 16 juta metrik ton per tahun. Sementara untuk proyek Dragon, bersama CBL, dibutuhkan pasokan ore nikel 16 juta ton per tahun.

Karena itu, valuasi cadangan nikel mereka harus dihitung dengan ekstra hati-hati. Terlebih, hitungan tersebut juga akan menjadi dasar penghitungan modal di perusahaan patungan pada sektor middle stream, yakni smelter yang memproses ore nikel menjadi feronikel dengan teknologi RKAF atau Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan teknologi HPAL.

"Target kami pembentukan JV selesai di November," ujarnya.

Antam sudah kantongi framework agreement dengan CBL dan LG

Sebelumnya, pada 19 April 2022  Antam dan Indonesia Battery Corporation telah melakukan penandatanganan Framework Agreement dengan CBL dan LG Energy Solution untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrikL Perkiraan total nilai investasi dari kedua mitra ini mencapai US$15 miliar atau setara dengan Rp215 triliun.

Nico menuturkan, setelah penandatanganan framework agreement, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Agustus lalu perusahaanya mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan spin off dua anak usaha yang bergerak di industri baterai. Dua anak usaha tersebut tidak hanya bergerak di hulu, melainkan juga hingga ke hilir bersama-sama dengan IBC.

Di middle stream, misalnya, mereka akan menggunakan teknologi RKAF ataupun HPAL untuk mengolah bahan baku nikel menjadi produk turunan seperti katoda dan prekursor. Di dalam JV ini, komposisi sahamnya 40 persen dimiliki Antam dan IBC, sisanya 60 persen dimiliki baik itu oleh CATL, CBL, maupun LG. Semakin ke hilir, kata Nico, porsi kepemilikan saham perseroaan di JV akan semakin berkurang karena penguasaan teknologi dan pangsa pasar berada di pihak mitra.

"Karena kita akan mengelola sebagian perusahaan Antam ke anak perusahaan. Jadi anak perusahaan yang dua ini, satu yang dengan CBL itu kita sebut SDA, yang dengan LG Solution kita sebut KSA," kata Nico.