NEWS

APBN Masih Surplus Rp28,9 Triliun di Januari 2022

Belanja pemerintah di Januari turun 13%.

APBN Masih Surplus Rp28,9 Triliun di Januari 2022ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

by Hendra Friana

22 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat masih surplus Rp28,9 triliun, atau setara 0,16 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per Januari 2022.  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi ini berbanding terbalik dengan posisi APBN Januari 2021 yang defisit Rp30,8 triliun.

Tak hanya realisasi APBN secara total, keseimbangan primer juga surplus Rp49,4 triliun, berbanding terbalik dengan posisi Januari tahun lalu yang defisit Rp20,8 triliun. "Bulan Januari APBN Kita mengalami surplus. Dari keseimbangan primer maupun surplus secara total," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (22/2).

Menkeu menjelaskan, surplus APBN terjadi berkat kenaikan penerimaan negara di awal tahun. Tercatat, total penerimaan yang masuk mencapai Rp156 triliun atau naik 54 persen dari Januari 2021 yang sebesar Rp100,7 triliun.

Dari total penerimaan tersebut, sektor perpajakan menyumbang sebesar Rp134 triliun, naik 65 persen dibanding Januari 2021. Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang terkumpul mencapai Rp22 triliun atau naik 11 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Sebaliknya, belanja negara tercatat mengalami penurunan. Hingga akhir Januari, serapan anggaran baru mencapai Rp127 triliun atau 6 persen dari target belanja yang sebesar Rp2.714 triliun. Jumlah itu turun 13 persen dibandingkan realisasi belanja periode sama tahun lalu. 

Rincian belanja negara

Secara rinci, belanja negara di Januari 2022 meliputi realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp72,2 triliun, turun 24 persen dari periode sama tahun lalu Rp95,1 triliun. Lalu, ada Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang tercatat sebesar Rp54,9 triliun atau naik 7,5 persen dari Rp51,1 triliun pada Januari 2021.

Belanja pemerintah pusat sendiri terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp21,8 triliun dan belanja non K/L Rp50,4 triliun. Belanja K/L tercatat turun hingga 54,9 persen dari Rp48,4 triliun pada Januari 2021, sedangkan belanja non K/L naik 8,1 persen dari Rp46,6 triliun pada periode sama tahun lalu.

Secara rinci, realisasi belanja barang mencapai Rp3,3 triliun--relatif sama dengan kinerja 2021 yaitu Rp3,5 triliun--meliputi belanja operasional/non operasional Rp1,8 triliun, pemeliharaan Rp0,4 triliun, perjalanan dinas Rp0,4 triliun dan diserahkan ke masyarakat atau pemda Rp0,1 triliun.

Untuk perjalanan dinas Rp0,4 triliun tercatat mengalami kenaikan dari Rp0,2 triliun pada Januari 2021 karena pelaksanaan kegiatan sudah dilaksanakan sejak awal tahun secara terbatas. “Terjadi kenaikan 69 persen karena Januari tahun ini situasi Covid-19 relatif sangat rendah sehingga banyak K/L yang melakukan perjalanan dinas dibanding Januari 2021 yang waktu itu sesudah Natal dan Tahun Baru Covid-19 naik,” jelas Sri Mulyani.

Jika dilihat per K/L, realisasi belanja barang terbesar di Januari 2022 meliputi Kementerian Pertahanan Rp0,8 triliun, naik 54,8 persen dari Januari 2021 Rp0,5 triliun, serta Polri sebesar Rp0,63 triliun atau naik 3,4 persen dari Rp0,61 triliun.

“Dari sisi belanja memang dibandingkan penyerapan tahun lalu atau jumlahnya lebih kecil karena tahun lalu kita melakukan belanja pada awal tahun yang sangat besar,” terangnya.