NEWS

BI Ramal Suku Bunga The Fed Naik hingga 2,75% di Akhir 2022

Inflasi RI diperkirakan tembus empat persen akhir 2022.

BI Ramal Suku Bunga The Fed Naik hingga 2,75% di Akhir 2022source_name

by Hendra Friana

25 May 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, akan melakukan pengetatan lebih agresif dengan meningkatkan suku bunga hingga 2,75 persen pada akhir 2022.

Ia juga memproyeksikan Otoritas Moneter AS akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, sehingga pada akhir tahun depan suku bunga Fed akan mencapai 3,25 persen.

"Pada tahun ini kenaikan suku bunga Fed secara keseluruhan akan mencapai 250 basis poin," ujarnya dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2022, Selasa (24/5).

Sebagai catatan, sepanjang tahun ini suku bunga The Fed (Fed Fund Rates) sudah dinaikkan sebanyak dua kali menjadi 0,75 persen sampai satu persen akibat tingginya tingkat inflasi di negeri Paman Sam.

Perry mengungkapkan kenaikan suku bunga The Fed tersebut akan mendorong kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS lebih tinggi, sehingga akan berpengaruh terhadap kenaikan yield surat berharga negara (SBN) di dalam negeri.

Dengan adanya kenaikan suku bunga Fed, imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam dengan tenor 10 tahun diperkirakan akan berada di level 3,45 persen pada akhir tahun ini.

"Ini tidak jauh berbeda dengan perkiraan kami sebelumnya, yakni yield US Treasury Note tenor 10 tahun bisa naik ke kisaran tiga persen sampai 3,25 persen," tambahnya.

Maka dari itu, ia menegaskan pihaknya akan terus melakukan asesmen dari waktu ke waktu, terutama terkait dengan ketegangan politik Rusia dan Ukraina dan dampaknya terhadap kenaikan harga-harga komoditas dunia.

Begitu pula dengan kenaikan inflasi negara maju dan respons normalisasi kebijakan The Fed maupun bank sentral di berbagai negara lainnya.

Inflasi diprediksi tembus 4 persen

Dalam kesempatan tersebut, Perry juga memproyeksikan inflasi tahun 2022 akan meningkat hingga mencapai level di atas empat persen atau melewati target dua persen hingga empat persen. "Hanya sedikit di atas empat persen, tetapi tidak akan jauh," ucapnya.

Perkiraan tersebut mempertimbangkan kebijakan fiskal yang telah ditetapkan oleh pemerintah berupa kenaikan subsidi, koordinasi erat Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), serta langkah BI dalam mengendalikan likuiditas dan menjaga stabilitas khususnya melalui kebijakan moneter.

Perry Warjiyo menuturkan saat ini inflasi masih terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian, yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 tercatat inflasi sebesar 0,95 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Secara tahunan, inflasi IHK April 2022 tercatat 3,47 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,64 persen (yoy), seiring dengan peningkatan harga komoditas global, mobilitas masyarakat, dan pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Inflasi inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.

Kendati begitu, ia menyampaikan inflasi kelompok harga bergejolak alias volatile food meningkat terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi minyak goreng seiring penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Inflasi kelompok harga diatur pemerintah atau administered prices dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara, bensin dan bahan bakar rumah tangga," tambahnya.

Ke depan, ia memperkirakan tekanan inflasi masih berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga komoditas global.

Maka dari itu, bank sentral terus mewaspadai dampaknya terhadap peningkatan ekspektasi inflasi dan menempuh langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terkendalinya stabilitas inflasi ke depan.

Untuk tahun 2023 Perry Warjiyo memproyeksikan inflasi akan kembali ke sasaran target dua persen sampai empat persen.