NEWS

Bikin Komponen 'EV', Dua BUMN Gandeng Anak Usaha Bakrie & Brothers

Komponen 'EV' akan diuji coba ke bus listrik buatan INKA.

Bikin Komponen 'EV', Dua BUMN Gandeng Anak Usaha Bakrie & BrothersIlustrasi pengisian kendaraan bertenaga listrik. (Pixabay/GoranH)
16 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Industri Kereta Api/INKA (Persero) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR)--anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)--menggandeng PT Barata Indonesia (Persero) untuk pengembangan dan pembuatan komponen otomotif berbasis kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Pendahuluan (Head of Agreement/HoA) oleh perwakilan ketiga pihak antara lain Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko PT INKA Andy Budiman; Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono, dan Direktur Pemasaran PT Barata Sulistyo Handoko, di Gresik, Jawa Timur, Kamis (15/9).

"Tiga perusahaan sepakat berkolaborasi mengembangkan komponen otomotif terutama untuk kendaraan listrik dalam rangka menciptakan ekosistem industri komponen kendaraan listrik," ujar Andy Budiman dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (16/9).

Ruang lingkup kerja sama ketiga perusahaan tersebut akan meliputi pengembangan komponen otomotif terutama untuk kendaraan listrik, pengujian performansi dan durability komponen otomotif hasil pengembangan bersama serta implementasi komponen hasil pengembangan dalam kendaraan listrik.

Untuk tahap pertama, kata Andy, kolaborasinya akan diimplementasikan pada transportasi bus listrik yang dibuat oleh INKA.

Kini, perusahaanya sedang memproduksi 53 unit bus listrik, dimana 30 unit di antaranya akan digunakan untuk transportasi KTT G-20 dan setelah KTT G-20 akan dioperasikan semuanya oleh Perum DAMRI di Bandung dan Surabaya. Ini merupakan bagian dari dukungan terhadap Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

“Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN pada bus listrik generasi pertamanya, PT INKA (Persero) sudah mencapai 42 persen dan pada tahun ini telah mencapai 60 persen TKDN dan selanjutnya sedang ditingkatkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi yang mengikutsertakan industri lokal dalam pembuatan bus listrik,” kata Andy.

Terbuka untuk kerja sama R&D

Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan kerja sama strategis ini bertujuan mewujudkan ekosistem transportasi berbasis listrik dengan memadukan kompetensi serta sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.

Nantinya, kerja bareng kami difokuskan pada empat hal, yakni riset dan pengembangan; co-manufacture; repower atau konversi kendaraan konvensional menjadi listrik; dan pengembangan ekosistem yang berkelanjutan.

Menurut Gilarsi, dalam hal riset dan pengembangan (R&D), para pihak terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan atau universitas baik yang telah bekerjasama dengan INKA maupun VKTR. Para pihak juga secara bersama-sama menjadi manufaktur (co-manufacture) mulai dari bentuk proses desain hingga manufaktur komponen-komponen mekanik maupun elektronik untuk transportasi listrik.

Dalam hal konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik kerja sama akan dilaksanakan dalam hal proses konversi serta desain dan manufaktur komponen-komponen yang dibutuhkan.

“Kerja sama akan dilaksanakan dalam bentuk pengadaan transportasi berbasis listrik yang lebih ramah lingkungan untuk sejumlah destinasi wisata – target utama kami antara lain area Sarangan, Bromo, Borobudur dan Dieng,” jelas Gilarsi.

Direktur Pemasaran PT Barata Indonesia (Persero), Sulistyo Handoko, menyambut positif kerja sama tersebut. Sebagai perusahaan manufaktur nasional, Barata Indonesia memiliki kapasitas manufaktur dengan kelengkapan infrastuktur di berbagai industri.

Tak hanya itu saja, Barata Indonesia juga siap mendukung kebutuhan industri transportasi nasional dengan TKDN yang tinggi. Kolaborasi ini juga dinilai akan menciptakan produk substitusi impor.

”Kami terus berinovasi dalam pengembangan kompetensi produk casting untuk menghasilkan berbagai jenis produk komponen industri yang berdaya saing dan bisa mensubstitusi komponen impor. Kami menyambut baik kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan manfaat bagi bisnis, tapi juga berkontribusi terhadap kemajuan industri manufaktur nasional," kata Sulistyo.

Sulistyo menambahkan, nantinya PT Barata Indonesia akan melakukan produksi casting untuk komponen bus listrik tersebut. Mulai dari Front Swing Arm, Front Disc Brake Casing, Front Wheel Hub, Steering Link serta Front Connector Pad.

Related Topics