NEWS

BPS Catat 8,4 Juta Orang Menganggur pada Februari 2022

Tingkat pengangguran terbuka turun jadi 5,83 persen.

BPS Catat 8,4 Juta Orang Menganggur pada Februari 2022Pekerja menjemur ikan teri di sentra UMKM olahan ikan di Desa Dadap, Juntinyuat, Jawa Barat, Rabu (9/3/2022). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.
09 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2022 mencapai 8,4 juta orang. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan jumlah itu berkurang 350 ribu orang dari 8,75 juta orang pada Februari 2021.

Bersamaan dengan penurunan jumlah pengangguran, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pun ikut turun dari 6,26 persen menjadi 5,83 persen pada periode yang sama. Meski demikian, Margo menuturkan angka tersebut belum pulih dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19.

"Secara absolut, jumlah pengangguran turun 350 ribu orang," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (9/5).

Margo juga menyampaikan bahwa jumlah penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 per Februari 2022 masih 11,53 juta orang. Meski demikian, jumlah itu turun jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 19,1 juta orang.

Penduduk usia kerja yang terdampak pandemi Covid-19 terdiri dari mereka yang bekerja dengan pengurangan jam mencapai 9,44 juta. Sedangkan, mereka yang tidak bekerja jumlahnya mencapai 580 ribu orang, bukan angkatan kerja 550 ribu orang, dan pengangguran 960 ribu orang.

Jika dilihat persentase berdasarkan tingkat pendidikannya, pengangguran yang merupakan lulusan SMK 10,38 persen, SMA 8,35 persen, Diploma IV, S1, S2, dan S3 6,17 persen, Diploma I-III 6,09 persen, SMP 5,61 persen, dan SD ke bawah 3,09 persen.

Serapan tenaga kerja per sektor

Menurut BPS, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia bertambah 3,18 juta menjadi 208,54 juta orang. Dari jumlah ini yang merupakan angkatan kerja 144,01 juta orang dan bukan angkatan kerja 64,53 juta orang. Sedangkan dari jumlah angkatan kerja tersebut, penduduk yang bekerja mencapai 135,61 juta orang, meningkat 4,55 juta orang sejak Februari 2021.

"Tentu saja angkatan kerja baru tidak serta-merta mampu diserap sebagai tenaga kerja dan sebagian nantinya akan menjadi pengangguran," ujarnya.

Jika dilihat sebarannya berdasarkan lapangan usaha, sektor terbesar yang menyerap tenaga kerja adalah pertanian, perdagangan dan industri.

Pada lapangan kerja pertanian, yang kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 29,96 persen, terjadi penambahan pekerja baru mencapai 1,86 juta orang.

Kemudian, pada industri perdagangan, yang kontribusi penyerapan tenaga kerjanya mencapai 19,03 persen, terdapat penambahan tenaga kerja 640 ribu orang. Ada pula industri pengolahan, yang kontribusi penyerapan tenaga kerjanya 13,77 persen, dengan tenaga kerja baru 850 ribu orang.

"Tiga lapangan usaha tersebut sudah memberikan kontribusi sebesar 62,76 persen," katanya.

Related Topics