NEWS

Cegah Default, Menkeu AS Minta Batas Utang Naik Sebelum 15 Desember

Pemerintah AS minta tambahan 2 pekan untuk membahas utang.

Cegah Default, Menkeu AS Minta Batas Utang Naik Sebelum 15 DesemberMenteri Keuangan AS Janet Yellen menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris. ANTARA FOTO/REUTERS
17 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memprediksi bahwa pemerintah akan kehabisan uang dan tak bisa lagi membayar kewajibannya pada 15 Desember 2021 atau dua pekan lebih lambat dari perkiraan awal yakni 3 Desember. Hal ini ia sampaikan dalam sebuah surat kepada Ketua Parlemen Nancy Pelosi untuk mendorong batas utang negara dinaikkan guna menghindari default.

Tambahan 12 hari tersebut akan memberi cukup waktu bagi parlemen untuk mencapai kesepakatan tentang cara menambah atau menangguhkan plafon utang. Meski dalam suratnya itu, Yellen memperingatkan bahwa setelah 15 Desember, kemungkinan sumber daya yang tersisa di Kementerian Keuangan juga tak lagi mencukupi untuk terus membiayai operasional pemerintah AS.

"Untuk memastikan kepercayaan penuh dan kredit dari Amerika Serikat, sangat penting bahwa Kongres menaikkan atau menangguhkan batas utang sesegera mungkin," tulis Yellen seperti dikutip AFP, Selasa (16/11).

Sebagai catatan, dalam beberapa bulan terakhir, Demokrat dan Republik di Washington berdebat mengenai berapa banyak utang yang dapat diakumulasikan oleh Amerika Serikat. Meski demikian, Oktober lalu kongres telah meloloskan kenaikan plafon utang sementara yang menurut Yellen membuat pemerintah tetap berjalan hingga 3 Desember.

Tugas Berat Loloskan Anggaran US$1,85 Triliun

Meski demikian, pelonggaran batas utang hanya bagian dari daftar tugas monumental Demokrat di parlemen sebelum akhir tahun. Tugas lainnya adalah meloloskan rencana pemberian jaring pengaman sosial, layanan pendidikan hingga rencana iklim Biden yang jumlahnya hampir US$1,85 triliun.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan bahwa senat bertujuan untuk meloloskan kebijakan ini, yang dikenal sebagai Build Back Better Act, sebelum masa reses Thanksgiving.

Namun, minoritas partai Republik di Kongres menentang tindakan itu, dan mengatakan tidak akan menyetujui kenaikan plafon utang untuk membayarnya, meskipun ada banyak utang untuk pengeluaran dana yang disetujui oleh Demokrat dan Republik sebelumnya.

Pada bulan Oktober, Republik berpendapat bahwa Demokrat yang memimpin DPR dan Senat harus menaikkan batas secara sepihak, sebelum akhirnya menjatuhkan blokade mereka untuk memungkinkan berlalunya peningkatan batas utang sementara.

Amerika Serikat sendiri tidak pernah gagal membayar utangnya dan obligasi Treasury memainkan peran utama dalam sistem keuangan global, tetapi para ekonom memperingatkan kegagalan untuk menaikkan pagu akan menyebabkan krisis keuangan besar-besaran.

Related Topics