NEWS

IMF Peringatkan Dampak Parah Perang Rusia-Ukraina ke Ekonomi Gobal

Inflasi diprediksi makin sulit diatasi.

IMF Peringatkan Dampak Parah Perang Rusia-Ukraina ke Ekonomi GobalShutterstock/Bumble Dee
07 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan sejumlah negara atas dampak parah perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi global serta sanksi ekonomi negara-negara Barat ke negeri Beruang Merah.

"Sementara situasinya tetap sangat cair dan prospek bergantung pada ketidakpastian yang luar biasa, konsekuensi ekonomi sudah sangat serius," kata IMF dalam sebuah pernyataan resmi, Sabtu (5/3).

Harga makanan dan energi yang melonjak dan rantai pasokan telah berantakan dalam beberapa hari terakhir menambah tekanan terhadap inflasi yang tengah coba diatasi pemangku kebijakan di berbagai negara. 

Ekonom JPMorgan Chase & Co bahkan memangkas prospek pertumbuhan global 2022 mereka sekitar satu persen, dan menaikkan perkiraan inflasi dengan jumlah yang sama.

“Kejutan harga akan berdampak di seluruh dunia, terutama pada rumah tangga miskin di mana makanan dan bahan bakar merupakan proporsi pengeluaran yang lebih tinggi,” kata IMF. “Jika konflik meningkat, kerusakan ekonomi akan semakin menghancurkan. Sanksi terhadap Rusia juga akan berdampak besar pada ekonomi global dan pasar keuangan, dengan limpahan yang signifikan ke negara lain.”

IMF juga mewanti-wanti agar bank sentral "berhati-hati memantau kenaikan harga internasional ke inflasi domestik, untuk mengalibrasi respons yang tepat." Pemerintah perlu menemukan cara untuk mendukung rumah tangga yang paling rentan dan membantu mengimbangi kenaikan biaya hidup.

“Krisis ini akan menciptakan pertukaran kebijakan yang kompleks, yang semakin memperumit lanskap kebijakan ketika ekonomi dunia pulih dari krisis pandemi,” kata IMF.

Ekonomi Ukraina kian terpuruk

Lebih lanjut, lembaga pemberi pinjaman internasional itu meramalkan bahwa Ukraina akan menghadapi "biaya pemulihan dan rekonstruksi yang signifikan," dan mencatat bahwa kerusakan ekonomi "substansial" telah ditimbulkan oleh perang.

Negara tersebut telah meminta bantuan US$1,4 miliar dan pejabat IMF akan mempertimbangkan permintaan tersebut paling cepat minggu depan, menurut pernyataan itu.

Menurut laporan IMF April 2021, Ukraina memiliki tingkat pertumbuhan terendah kelima di antara semua negara di dunia selama periode 1990-2017 setelah memenangkan kemerdekaan.

Pecahnya pandemi pada akhirnya terlalu berat untuk diatasi negara tersebut hingga mereka menjadi pasien IMF. Pada Juni 2020, negara itu menandatangani paket bantuan senilai US$5 miliar untuk menjembatani kesenjangan likuiditas jangka pendek. 

Akhir tahun lalu pinjaman 18 bulan, yang dikenal sebagai Perjanjian Stand-By, diperpanjang hingga akhir Juni dan tim penasihat IMF di tempat akan tiba di Ukraina sekitar waktu serangan pasukan Rusia.

Setelah invasi, Fitch menurunkan peringkat utang Ukraina menjadi CCC, yang menempatkannya jauh di dalam wilayah obligasi sampah dan di antara beberapa emiten yang paling tidak layak kredit.

Ukraina kini telah mengajukan permintaan bantuan baru kepada IMF melalui saluran terpisah yang dirancang untuk situasi ekstrem seperti perang: Instrumen Pembiayaan Cepat. 

Related Topics