NEWS

Jepang dan Tiongkok Minat Investasi di Smelter Indonesia

Ada tiga perusahaan Jepang yang berkomitmen investasi.

Jepang dan Tiongkok Minat Investasi di Smelter IndonesiaDok. Kemenko Perekonomian
11 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan Cina dan Jepang menyatakan minatnya untuk terlibat dalam proyek pembangunan di Indonesia. Keinginan tersebut mengemuka di tengah dorongan pemerintah untuk mempercepat proses hilirisasi sumber daya alam Indonesia.

"Setidak-tidaknya ada tiga perusahaan Jepang yang menyampaikan minatnya untuk mendukung pembangunan smelter. Kami juga mengidentifikasi beberapa bank yang berpotensi dan berminat untuk proyek smelter," ujarnya di Komisi VII DPR, Rabu (10/11).

Tiga perusahaan Jepang yang dimaksud antara lain Sumitomo Metal, Mitsui, dan Toyota Tsusho. Sementara lembaga yang menyatakan minat untuk mendanai proyek tersebut adalah Asian Development Bank, Asian Infrastructure Investment Bank, World Bank dan International Finance Corporation. 

"Jadi kita bisa melihat perusahaan-perusahan dan perbankan yang berminat. Kami juga berharap bank nasional dapat membantu pendanaan smelter ini khususnya yang dibangun dengan kapasitas nasional antara lain smelter nikel Indonesia," jelasnya.

Nantinya investasi dan pendanaan tersebut akan diarahkan ke enam perusahaan yang menyatakan minat menjadi pelaksana proyek. "Mereka telah memasukkan info memo dan kami dukung," katanya seraya menambahkan info memo sebagai dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam prospektus awal dan informasi lain.

Enam perusahaan dimaksud adalah PT Ceria Nugraha Indotama, PT Laman Mining, PT Macika Mineral Industri, PT Mahkota Konaweeha, PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Dinamika Sejahtera Mandiri.

Total 53 smelter dibangun hingga 2024

Saat ini terdapat 19 smelter yang telah terbangun di Indonesia dengan tambahan empat smelter pada akhir tahun. Ridwan menuturkan pemerintah menargetkan total 53 smelter terbangun hingga 2024.

Adapun empat smelter pada tahun ini adalah milik PT Aneka Tambang Tbk., PT Smelter Nikel Indonesia, PT Cahaya Modern Metal Industri, dan PT Kapuas Prima Citra.

Dari seluruh pembangunan smelter hingga 2024, kebutuhan investasi pada proyek tersebut mencapai US$8 miliar.

"Saat ini terdapat 19 smelter dengan target 4 terbangun di 2021. Dari 4 smelter, 3 merupakan smelter nikel dan 1 smelter timbal dan seng. Maka pada 2024 akan terbangun 30 smelter nikel dengan rencana investasi lebih dari 8 miliar dolar AS," jelasnya.

Ia juga mengatakan ada lima perusahaan yang progres pembangunan smelternya kurang dari 30 persen dengan total kapasitas input 9,1 juta ton per tahun dan kapasitas produksi 0,69 juta ton.

"Untuk mendapatkan perpanjangan rekomendasi ekspor perusahaan harus mendapatkan 90 persen smelter. Apabila capaian kemajuan pembangunan kurang dari 90 persen kami sampaikan pencabutan rekomendasi ekspor ke Kementerian Perdagangan," ujarnya.

Related Topics