NEWS

Kemenkes: RI Cuma Punya 1,3 Tempat Tidur RS per 1.000 Penduduk

Anggaran kesehatan terus meningkat.

Kemenkes: RI Cuma Punya 1,3 Tempat Tidur RS per 1.000 PendudukANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr/Handout/wsj

by Hendra Friana

24 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengungkap rendahnya fasilitas kesehatan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Hal itu setidaknya terlihat dari perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dengan populasi per seribu penduduk.

Indonesia, hanya memiliki 1,18 tempat tidur rumah sakit per seribu populasi, jauh di bawah rerata negara Asia yang mencapai 3,3 tempat tidur dan rata-rata negara OECD yang mencapai 4,8 tempat tidur.

Jika dilihat per pulau, perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit per seribu populasi tersebut bahkan tak ada yang mencapai angka 3 tempat tidur per seribu populasi. 

Kalimantan, misalnya, hanya memiliki 1,19 tempat tidur per seribu penduduk. Lalu Sumatera sebanyak 1,28; Sulawesi 1,48; Maluku 1,18; Papua 1,20; Nusa Tenggara 0,76; dan Bali 1,10. "Jakarta pun baru 2,24. Jadi aksesnya perlu kita perkuat," ujar Kunta dalam webinar bertajuk Transformasi Bidang Kesehatan, Kamis (24/2).

Selain masalah akses, mutu layanan kesehatan juga masih perlu untuk lebih diperkuat. Ini tercermin dari besarnya jumlah warga Indonesia yang berobat ke luar negeri tiap tahun, yakni 600 ribu hingga 1 juta orang. Dana yang dihabiskan untuk berobat pun tak tanggung-tanggung, mencapai US$11,5 miliar.

"Selain akses mutunya juga harus diperkuat. Karena banyak orang yang masih berobat ke luar negeri. Jadi ini menunjukkan bahwa mutu, tidak berarti hanya dokternya, tapi juga pelayanannya dalam menangani masyarakat yang tidak sehat," jelasnya.

Anggaran kesehatan diklaim meningkat

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata mengatakan pemerintah terus meningkatkan alokasi anggaran kesehatan seiring dengan upaya transformasi di bidang tersebut.

Tahun ini, anggaran jumbo itu digelontorkan terutama untuk penanganan Covid-19, yaitu untuk vaksinasi, penanganan klaim pasien, insentif kepada tenaga kesehatan, penyediaan obat-obatan, peralatan kesehatan, termasuk berbagai upaya untuk menjaga protokol kesehatan.

“Dinamika perkembangan kasus Covid-19 dengan munculnya berbagai varian memberikan pelajaran yang luar biasa terkait upaya yang harus disiapkan atau tindakan yang harus dilakukan untuk menangani suatu pandemi," tuturnya.

Kendati demikian, Isa mengatakan bahwa pandemi juga menjadi momentum bagi pemerintah untuk banyak berbenah. Terutama dalam meningkatkan layanan kesehatan agar dampak bencana wabah seperti yang terjadi saat ini lebih minim di masa mendatang. 

“Karena seperti kita ketahui bersama, kinerja sektor kesehatan dan juga perekonomian merupakan dua hal yang berkaitan dan sangat erat terutama di masa-masa seperti ini. Untuk itu kita ingin mengupayakan agar sebagai dampak dari pandemi ini kita bisa melakukan transformasi di berbagai bidang,” lanjut Isa.