NEWS

Luhut Sebut RI Bangun Industri Baterai Berbahan Baku Limbah Elektronik

Ekonomi sirkular akan dikembangkan untuk industri baterai.

Luhut Sebut RI Bangun Industri Baterai Berbahan Baku Limbah ElektronikMenteri koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenkomarves)

by Hendra Friana

09 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia akan mengembangkan ekonomi sirkular untuk mendukung pengembangan industri kendaraan listrik nasional. Nantinya baku yang digunakan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik di dalam negeri dapat bersumber dari limbah elektronik yang telah didaur ulang seperti komputer hingga ponsel pintar.

"Kita akan meningkatkan nilai tambah dari peran industri daur ulang. Salah satunya adalah kawasan industri untuk memproduksi baterai lithium dengan menggunakan bahan baku daur ulang PC yaitu komputer komunikasi dan juga produk konsumen," ujarnya dalam Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2).

Luhut melanjutkan, rencana hilirisasi indonesia termasuk dengan membangun basis industri baterai dilakukan untuk memperkuat tren ekonomi hijau, mengurangi emisi dan menggunakan sumber daya hijau untuk industri bernilai tambah tinggi.

Selain itu strategi hilirisasi juga akan fokus pada kawasan ekonomi khusus hijau. Salah satunya kawasan industri di Kalimantan Utara yang akan menjadi pendorong utama program hilirisasi industri bagi investor yang tertarik dengan adanya infrastruktur sumber daya yang tersedia seperti sungai yang bisa dijadikan pembangkit listrik tenaga air yang rendah karbon.

Pemerintah juga tengah mempertimbangkan adanya green hidrogen sebagai bagian upaya mendorong energi batu terbarukan. Dari sisi perspektif ini pemerintah telah menyiapkan berbagai regulasi untuk mendorong transforamasi perekonomian.

"Pemerintah juga memastikan bahwa kita akan tetap membangun investasi yang menarik untuk mendorong minat investor domestik maupun asing," jelas Luhut.

Insentif yang ada saat ini di antaranya adalah tax holiday serta insentif di kawasan industri berikat sebagai bagian dari upaya mendorong proyek strategis nasional. Selain itu pemerintah akan berfokus untuk implementasi regulasi untuk memfasilitasi investasi yang mendorong transformasi Indonesia.

"Harapannya investor tidak ragu menghubungi kami jika mengalami masalah dalam menjalankan modalnya," terang Luhut.

Komitmen pemerintah terhadap iklim

Luhut juga menegaskan bahwa ancaman perubahan iklim saat ini semakin nyata di depan mata. Tanpa adanya komitmen kuat pengurangan emisi maka suhu global akan terus meningkat dan meyebabkan banyak bencana di banyak negara.

"Rekomendasi COP26 di Glasglow kita semua berkomitmen menjaga kenaikan suhu bumi tidak melibihi 1,5 derajat celcius. Dengan kekhawatiran terkait pemanasan global dan komitmen kami tarhadap kesepakatan paris, invesatasi yang hadir kami yakinkan supaya berkelanjutan dari sisi lingkungan hidup," jelasnya.

Komitmen pemerintah dalam melakukan mitigasi perubahan iklim juga telah diperkuat dengan berbagai kebijakan. Indonesia menentukan target net zero pada 2060, memformulasikan peta jalan transisi energi 2021-2025, serta menerbitkan beberapa regulasi termasuk Undang-Undang energi baru terbarukan (EBT). Dari sisi infrastruktu energi indonesia berupaya membangun super grid yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan sumber energi di daerah yang permintaan energinya cukup tinggi. "Ini adalah soslusi untuk menyediakan akses listrik dengan memepertimbangkan Indonesia sebagai negara kepulauan," tegasnya.