NEWS

Neraca Dagang RI Surplus US$35,34 Miliar di 2021, Tertinggi sejak 2016

Surplus bulan Desember 2021 terkikis.

Neraca Dagang RI Surplus US$35,34 Miliar di 2021, Tertinggi sejak 2016Shutterstock/Alexey Lesik

by Hendra Friana

17 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$35,34 miliar sepanjang 2021. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, posisi surplus tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

"Kalau dibandingkan dengan 2020, 2019, bahkan hingga 2016, neraca perdagangan pada 2021 merupakan yang paling tinggi, 5 tahun terakhir ini,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/1). 

Margo menyampaikan, nilai ekspor sepanjang tahun lalu mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan periode 2020. Totalnya mencapai US$231,54 miliar, atau naik sebesar 41,88 persen. 

Ekspor nonmigas menyumbang 94,7 persen dari total ekspor yakni mencapai US$219,27 miliar atau naik 41,52 persen. Adapun share ekspor nonmigas terbesar di tahun lalu adalah bahan bakar mineral sebesar US$32,84 miliar (14,98 persen) serta lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$32,83 miliar (14,97 persen).

Margo berharap surplus perdagangan bisa kembali berlanjut pada tahun ini. “Kinerja ekspor tahun lalu cukup menggembirakan. Semoga tren ini juga terjadi pada 2022 dan harapannya berdampak pada pemulihan ekonomi,” imbuhnya. 

Surplus Desember 2021 Terkikis

Meski demikian, menurut data BPS, surplus neraca dagang pada bulan Desember tahun lalu hanya mencapai US$1,02 miliar, jauh lebih rendah dari surplus November sebesar US$3,51 milar. Turunnya surplus dipicu oleh penurunan ekspor di Desember 2021 dan naiknya impor pada akhir tahun. "Surplus di bulan Desember ini merupakan surplus keduapuluh," tuturnya.

Pada Desember 2021, nilai ekspor Indonesia tercatat mencapai US$22,38 miliar atau naik 35,50 persen dibandingkan Desember 2020. Meski demikian, angka ini turun 2,04 persen dari posisi November 2021.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), ekspor migas Desember mencapai US$1,09 miliar atau naik 7,33 persen dari periode sama tahun lalu. Sementara ekspor nonmigas tercatat sebesar US$21,28 miliar atau naik 37,13 persen dari posisi Desember 2020.

Adapun mencatat total nilai impor pada Desember 2021 mencapai US$21,36 miliar dan merupakan yang tertinggi sepanjang 2021. Secara bulanan (month-to-month/mtm), kinerja impor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10,51 persen. “Impor migas mencapai US$3,38 miliar, naik 11,66 persen, sedangkan impor nonmigas sebesar US$17,98 miliar, naik 10,29 persen,” tuturnya.

Sedangkan secara tahunan, kinerja impor pada Desember 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 47,93 persen. Tercatat, impor migas meningkat hingga 127,95 persen, sementara impor nonmigas meningkat 38,78 persen. 

Berdasarkan penggunaan barang, impor tertinggi secara bulanan terjadi pada barang konsumsi, sebesar 24,55 persen mtm. Sementara itu, secara tahunan, impor tertinggi terjadi pada impor bahan baku/penolong, sebesar 53,33 persen yoy.