NEWS

PLN Pangkas Utang Rp32 Triliun Sepanjang 2021

Kementerian BUMN minta PLN kurangi belanja modal.

PLN Pangkas Utang Rp32 Triliun Sepanjang 2021Dok. Istimewa

by Hendra Friana

27 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT PLN (Persero) mencatat penurunan utang Rp32 triliun sepanjang 2021. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan jumlah utang yang harus dibayarkan perusahaan pun terpangkas menjadi Rp430 triliun, lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya yang sekitar Rp450 triliun di awal tahun lalu. 

"Walaupun kondisi COVID-19, kami mengelola utang kami dengan baik sehingga interest bearing debt (rasio utang kena bunga) kami di awal tahun ini turun dari sekitar Rp450 triliun menjadi Rp430-an triliun" ujarnya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR RI, Rabu (26/1).

Kendati demikian, Darmawan menyebut Kementerian BUMN selaku pemegang saham tetap meminta perseroan mengurangi belanja modal pada 2022.

Padahal, anak usaha PLN, PT Indonesia Power (IP) tengah mengembangkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) baru dan membutuhkan modal besar.

Targetkan Enam Program pada 2022

PLN menargetkan realisasi enam program sepanjang tahun ini. Pertama, perbaikan pendapatan modal dan peningkatan electrifying lifestyle. Caranya membangun strategi pemasaran lebih baik agar pendapatan bisa lebih stabil dan meningkat.

Kedua, efisiensi operasi dan investasi. "Mungkin sudah mendengar bahwa kami mengalami kondisi hampir force majeure yaitu COVID-19. Waktu beban yang harusnya tumbuh sekitar 4,6 persen turun menjadi 3 Gigawatt," jelasnya.

Ketiga, mengembangkan Environmental Social Governance (ESG) dan transisi energi. "Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim kami mengembangkan ESG dan transisi energi dan dalam proses itu," tuturnya.

Keempat, menata struktur korporasi dan menyibak nilai portofolio bisnis. Kelima, meningkatkan penjualan kWh dan beyond kWh. Terakhir, mengembangkan digitalisasi dan sistem manajemen untuk akselerasi transformasi.

"Bukan hanya sistem teknologi dan digitalnya, tetapi juga human resource, proses bisnis, kulturnya juga kita ubah," ujarnya.

Related Topics