NEWS

The Fed Naikkan Suku Bunga 50 Bps

Kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan bakal melandai.

The Fed Naikkan Suku Bunga 50 BpsIlustrasi : Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. (Shutterstock/Paul Brady Photography)

by Hendra Friana

15 December 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Sentral Amerika Serikat (Fed) masih dalam jalur menaikkan suku bunga acuannya, dan kali ini sebesar 50 basis poin (bps). Kebijakan yang bergulir pada Rabu (14/12) waktu setempat ini tergolong rendah setelah peningkatan 75 bps dalam empat bulan berturut-turut.

Mengutip Fortune.com, keputusan Fed tersebut diambil usai pemerintah AS memberi sinyal bahwa tanda-tanda inflasi mulai mereda dari level tertingginya. Indikatornya penurunan harga gas, biaya mobil bekas, furnitur dan mainan, serta biaya layanan dari hotel hingga tiket pesawat hingga persewaan mobil.

Enam kenaikan suku bunga Fed tahun ini telah membuat suku bunga jangka pendek utamanya melaju ke kisaran 3,75–4 persen yang merupakan level tertinggi dalam 15 tahun.

Secara kumulatif, kenaikan tersebut telah menjadikan suku bunga pinjaman menjadi lebih mahal bagi konsumen serta perusahaan pada sisi hipotek hingga pinjaman mobil dan bisnis. Berkaca pada kondisi tersebut, ada kekhawatiran Fed bakal tetap menaikkan suku bunga dengan agresif dalam jangka panjang yang dapat berujung resesi pada 2023.

Dengan tekanan inflasi yang sekarang mereda, sebagian besar ekonom berpikir Fed akan lebih memperlambat kenaikannya dan menaikkan suku bunga utamanya hanya seperempat poin pada pertemuan berikutnya awal tahun depan.

"Data (Selasa) sesuai dengan gagasan kami bahwa Fed akan turun lebih lanjut pada bulan Februari," kata Matthew Luzzetti, ekonom di Deutsche Bank dan mantan analis riset di Fed. "Downshifting membantu memaksimalkan prospek soft landingnya"—kenaikan suku bunga Fed akan memperlambat pertumbuhan dan menjinakkan inflasi, tetapi tidak memantik resesi.

Perkiraan kenaikan suku bunga

Anggota komite penetapan suku bunga Fed kabarnya akan memperbarui proyeksi suku bunga dan barometer ekonomi lainnya untuk tahun-tahun mendatang pada hari ini. 

Sebagian besar analis memperkirakan Fed bakal memproyeksikan kisaran puncak kenaikan suku bunga setidaknya 4,75–5 persen, atau bahkan 5–5,25 persen.

Angka-angka itu memang naik dari perkiraan Septembernya pada 4,5–4,75 persen. Ini tidak dapat dilepaskan dari pernyataan Gubernur Fed, Jerome Powell, pada akhir November lalu yang "belum melihat kemajuan jelas dalam memperlambat inflasi." 

Meski demikian, ia dan pejabat Fed lainnya menyatakan siap mengurangi laju kenaikan suku bunga. Dengan demikian, mereka akan memiliki waktu untuk menilai dampak kenaikan yang telah mereka terapkan sebelumnya. Seperti tergambar di pasar, kebijakan mereka membuat penjualan rumah anjlok dan sewa apartemen baru berkurang.

Pejabat Fed juga menginginkan suku bunga mencapai tingkat "pembatasan" yang memperlambat pertumbuhan dan perekrutan serta menurunkan inflasi ke target tahunannya yang mencapai 2 persen.

“Tingkat kebijakan apa yang cukup membatasi kita hanya akan belajar dari waktu ke waktu dengan mengamati bagaimana ekonomi berkembang,” kata Lisa Cook, satu dari tujuh anggota Dewan Gubernur Fed. “Mengingat pengetatan yang telah direncanakan, saya sadar bahwa kebijakan moneter bekerja dengan kelambanan yang panjang.”

Pejabat Fed juga menekankan bahwa yang lebih penting dari kecepatan menaikkan suku bunga adalah berapa lama suku bunga itu dipertahankan sebelum mencapai puncaknya. Pada September lalu, Fed memperkirakan akan tetap agresif hingga 2023. 

Namun, para investor Wall Street kini bertaruh Fed akan berbalik arah dan mulai memangkas suku bunga sebelum akhir tahun depan.