NEWS

Usai Peretasan dan Kebocoran Data, BI Tambah Lapisan Keamanan Cyber

BI klaim operasional tak terdampak peretasan.

Usai Peretasan dan Kebocoran Data, BI Tambah Lapisan Keamanan Cybersource_name

by Hendra Friana

28 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan telah memperkuat perangkat keamanaan usai peretasan dan kebocoran data yang menimpa institusinya beberapa waktu lalu. Menurutnya, hingga saat ini pelaksanaan tugas bank sentral yang meliputi pembayaran serta operasi keuangan pemerintah juga tak terdampak karena berada di platform yang berbeda.

Adapun peretasan yang terjadi beberapa waktu lalu menyasar email atau surat elektronik yang berhubungan dengan proses kerja BI. "Memang proses kerja ada hubungan dengan email dan sebagainya yang kemarin serangannya/ransom melalui email tapi itu yang sudah kami atasi," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1).

Saat ini, lanjut Perry, BI juga telah mengantisipasi masalah peretasan dan kebocoran data tersebut terulang. Caranya dengan memasang beberapa layer atau lapis pengaman cyber tambahan. "Kami pastikan tidak ada gangguan pelaksanaan tugas bank sentral dan sudah kami bangun ke depan beberapa layer cyber-nya," jelasnya.

Sebagai informasi, kebocoran dan peretasan data Bank Indonesia diketahui pada Kamis (20/1) melalui unggahan salah satu platform intelejen bernama Dark Tracer di Twitter. Dalam tweet tersebut, kelompok peretas, geng ransomware Conti, diduga telah membobokl data 838 file sebesar 487,09 MB dari 16 unit perangkat PC BI.

Belakangan, Dark Tracer kembali mengunggah tweet yang mengungkap kebocoran data tersebut meningkat hingga mencapai 74GB. Jumlah perangkat milik BI yang diretas juga bertambah menjadi 237 unit. "PC internal yang disusupi diperkirakan berjumlah 16 pada awalnya, dan sekarang meningkat menjadi 237," kata akun @darktracer_int, Senin (24/1) lalu.