NEWS

WHO Sebut Kebutuhan Dana Pencegahan Pandemi Rp444 Triliun per Tahun

Kebutuhan dana penanganan pandemi capai US$16 miliar.

WHO Sebut Kebutuhan Dana Pencegahan Pandemi Rp444 Triliun per TahunIlustrasi Virus Covid-19. (Pixabay/MiroslavaChrienova)

by Hendra Friana

18 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaksir kebutuhan anggaran pencegahan pandemi mencapai US$31 miliar atau setara Rp444 triliun (kurs Rp14.325) per tahun. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut pembiayaan tersebut digunakan untuk 5 elemen.

"Kami perkirakan US$31 miliar per tahun," ungkapnya dalam seminar G20 bertajuk Strengthening Global Health Architecture, Kamis (17/2).

Tedros merinci, elemen pertama yang membutuhkan pembiayaan adalah pengawasan, kolaborasi, dan peringatan dini. Contohnya adalah pembentukan WHO Hub untuk pandemi dan endemi yang ada di Berlin, Jerman.

Selanjutnya, elemen yang membutuhkan pendanaan adalah riset prioritas dan akses ke kesehatan yang adil untuk negara-negara di dunia. Ketiga, peningkatan akses kesehatan dan jaminan sosial. Keempat, intervensi kesehatan yang aman dan terukur, serta sistem kesehatan yang tangguh.

Terakhir, pendanaan kesiapsiagaan pandemi, koordinasi strategi dan respons, serta operasi darurat. "Kami memperkirakanUS$20 miliar akan berasal dari sumber pembiayaan domestik. Sehingga terdapat kekurangan US$10 miliar dolar setiap tahunnya," tuturnya.

Tangani pandemi Covid-19 lebih dulu

Meski demikian, Tedros menekankan bahwa pandemi Covid-19 yang ada di depan mata harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum bicara soal pencegahan.

Ia menaksir, kebutuhan dananya mencapai US$16 miliar atau Rp229,2 triliun. Angka tersebut merupakan gap pembiayaan antara negara kaya dan miskin di dunia.

Dana tersebut dibutuhkan untuk menyediakan vaksin dan penyembuhan covid-19 di seluruh dunia. "Kita tidak bisa membiarkan ini mengalihkan perhatian dari masa sekarang, kita tidak bisa mencegah pandemi di masa depan jika kita tidak bisa mengakhiri yang satu ini. Kita harus sangat serius untuk yang satu ini," pungkasnya.