NEWS

Cina Deteksi Kasus Penularan Pertama Flu Burung H3N8 pada Manusia

Risiko penyebaran virus di masyarakat termasuk rendah.

Cina Deteksi Kasus Penularan Pertama Flu Burung H3N8 pada ManusiaDokter hewan mengenakan pakaian APD untuk vaksinasi virus flu ayam. Shutterstock/PPK_studio
27 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Seorang anak laki-laki berusia empat tahun di Cina dinyatakan terkonfirmasi positif virus flu burung H3N8, Selasa (26/4). Kasus ini merupakan infeksi pertama virus H3N8 yang terjadi pada manusia.

Mengutip Reuters, Komisi Kesehatan Nasional (NHC) Cina melaporkan bocah laki-laki yang tinggal di provinsi Henan itu ditemukan terinfeksi virus H3N8 usai mengalami demam dan gejala lainnya, Selasa (5/4).

Anak itu sebelumnya telah melakukan kontak dengan hewan ayam dan gagak yang dipelihara di rumahnya, kata lembaga sama. Ia juga tinggal di daerah yang dihuni oleh bebek liar.

Bocah itu, menurut NHC, terinfeksi langsung dari burung, demikian laman NDTV.com yang mengutip AFP.

Risiko infeksi di masyarakat

Meski demikian, galur atau strain dari virus flu burung ini tidak ditemukan memiliki “kemampuan untuk menginfeksi manusia secara efektif”.

NHC memastikan, berdasarkan hasil tes dari orang-orang yang kontak erat dengan anak tersebut, tidak ditemukan gejala kelainan.

Komisi Kesehatan Nasional lantas mengatakan kasus barusan adalah transmisi lintas spesies satu kali.

Risiko penularan skala besar atau epidemi dipastikan tergolong rendah, kata NHC.

Lembaga sama mengingatkan masyarakat untuk tetap menjauh dari unggas yang mati atau sakit, dan segera mencari pengobatan jika mengalami gejala demam atau gangguan pernapasan.

Flu burung terjadi terutama pada burung liar dan unggas. Kasus penularan antar manusia sangat jarang terjadi.

Kasus flu burung

Varian H3N8 sebelumnya telah terdeteksi di tempat lain di dunia pada kuda, anjing, burung, dan anjing laut, menurut South China Morning Post (SCMP).

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), jenis flu burung H5N1 dan H7N9, masing-masing terdeteksi pada 1997 dan 2013, bertanggung jawab atas sebagian besar kasus penyakit manusia akibat flu burung.

Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan infeksi yang ditularkan dari manusia ke hewan—atau zoonosis—terutama terjadi lewat kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi,

Akan tetapi, tak terjadi transmisi yang efektif di antara manusia.

Banyak jenis flu burung yang berbeda-beda di Cina. Beberapa di antaranya menulari orang secara sporadis. Situasi ini biasanya terjadi pada mereka yang bekerja dengan unggas.

Tahun lalu China melaporkan kasus pertama H10N3 pada manusia.

Negara tersebut memiliki populasi besar pada burung ternak maupun burung liar dari banyak spesies. Kondisi ini dianggap menciptakan lingkungan yang cocok bagi virus unggas untuk bercampur dan bermutasi.

Related Topics