NEWS

Demi Genjot Konsumsi, Diskon PPnBM Mobil Diperpanjang Hingga Desember

Penjualan mobil saat ini belum kembali ke era prapandemi.

Demi Genjot Konsumsi, Diskon PPnBM Mobil Diperpanjang Hingga DesemberShutterstock/haryanta.p
20 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah kembali memperpanjang kebijakan stimulus pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil baru hingga Desember 2021. Meski begitu, penjualan mobil kini belum kembali pulih ke level sebelum pandemi Covid-19.

Keputusan perpanjangan diskon pajak mobil baru ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan 120/PMK 010/2021. Menurut beleid tersebut, perpanjangan insentif PPnBM dengan diskon 100 persen diberikan kepada kendaraan bermotor di bawah 1.500cc. Sedangkan untuk kendaraan bermotor 4x2 dan 4x4 dengan kapasitas di bawah 1.500cc sampai dengan 2.500cc, masing-masing beroleh potongan 50 persen dan 25 persen.

“Perpanjangan insentif dilakukan untuk menstimulasi konsumsi masyarakat kelas menengah seiring perkembangan positif penanganan pandemi Covid-19 sehingga diharapkan terus dimanfaatkan” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, dalam keterangannya, Jumat (17/9/2021).

Perpanjangan masa diskon PPnBM ini merupakan kali kedua. Sebelumnya, kebijakan digulirkan pada Juni silam. Masa diskon PPnBM 100 persen pada awalnya hanya berlaku pada Maret hingga Mei. Kemudian, perpanjangan diterapkan hingga Agustus. 

Menurut Febrio, kebijakan insentif pajak mobil baru diharapkan tidak hanya berdampak pada sisi permintaan, tapi juga produksi. Peningkatan sisi produksi ini sangat krusial lantaran berhubungan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja.

Dia menambahkan, stimulus tersebut mensyaratkan bahwa diskon diberikan bagi mobil dengan kandungan produk dalam negeri tinggi. Kondisi itu, katanya, diharapkan bisa memberikan dampak ganda (multiplier effect) kepada sektor pendukung industri otomotif, di antaranya sektor industri barang logam, industri logam dasar, industri karet, dan jasa keuangan.

Progres Penjualan Mobil

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil pada Agustus secara wholesales (dari pabrikan ke dealer) tercatat mencapai 83.319 unit, atau tumbuh 25,0 persen dari bulan sebelumnya (month-to-month). Penjualan mobil pada Agustus dibandingkan periode yang sama 2020 (year-on-year/yoy) bahkan tumbuh signifikan 123,5 persen dari sebelumnya yang hanya 37.277 unit.

Penjualan mobil pada Januari-Agustus 2021 total mencapai 543.424 unit, atau tumbuh 68,0 persen secara tahunan. Pada periode sama 2020, penjualan mobil tercatat hanya 323.494 unit.

Meski diskon PPnBM disinyalir berhasil meningkatkan penjualan mobil baru secara signifikan, namun levelnya belum berhasil mencapai level sebelum pandemi Covid-19. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil pada Januari-Agustus 2019 mencapai 662.009 unit.

Menurut Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, lembaganya menyambut baik kebijakan perpanjangan insentif PPnBM. Dia mengatakan, Gaikindo menargetkan penjualan mobil tahun ini mencapai 750.000 unit.

“Mudah-mudahan penjualan dan produksi otomotif beserta komponennya dapat terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat,” kata Jongkie kepada Fortune Indonesia, Senin (20/9).

Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil tahun lalu mencapai 532.407 unit. Angka ini turun 48,5 persen dari penjualan mobil pada 2019 yang mencapai 1,03 juta unit.

Otomotif Dorong Laju Manufaktur

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasamita mengatakan perpanjangan pemberlakuan kebijakan diskon PPnBM diharapkan membuat Purchasing Managers’s Indeks (PMI) Manufaktur Indonesia kembali berada di jalur ekspansif atau lebih dari 50. Sebelumnya, IHS Markit menyatakan PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus berada pada level 43,7.

“Dengan industri yang ekspansif dan optimistis menjalankan aktivitasnya, kami perkirakan pertumbuhan industri pada triwulan III-2021 bisa lebih baik lagi,” kata Agus dalam keterangannya.

Menurut Agus, sektor otomotif merupakan salah satu subsektor penting yang menyumbang pertumbuhan bagi industri manufaktur. Dia menyebut, pada kuartal kedua tahun ini, sektor otomotif memiliki kontribusi 45 persen terhadap industri manufaktur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), subsektor industri alat angkutan pada triwulan kedua 2021 ini tercatat tumbuh 45,7 persen secara tahunan, berbalik dari minus pada kuartal sebelumnya 10,9 persen. Sementara industri pengolahan secara keseluruhan mampu tumbuh 6,58 persen, membaik dari kontraksi triwulan sebelumnya 1,38 persen.

Related Topics