Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Inflasi RI Capai 6,27% di akhir 2022
Kenaikan BBM berpotensi turunkan pertumbuhan ekonomi RI.
Jakarta, FORTUNE - Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan angka inflasi tahunan Indonesia akan mencapai 6,27 persen secara year-on-year (yoy) di akhir 2022. Kondisi tersebut terjadi lantaran kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Memakai asumsi tekanan inflasi di Oktober hingga Desember melandai, maka inflasi akhir tahun 2022 masih akan sesuai dengan prediksi Tim Ekonom Bank Mandiri yakni di kisaran 6,27 persen," jelas Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/10).
Inflasi RI masih lebih rendah dibanding Thailand dan AS
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2022 terjadi inflasi 5,95 persen secara tahunan (yoy). Level tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan Agustus 2022 sebesar 4,69 persen (yoy).
Meski begitu, Panji menilai, terdapat indikator positif yang bisa dipetik dari angka inflasi Agustus 2022 yang relatif rendah dibandingkan negara-negara lain. Seperti inflasi tahunan Thailand yang mencapai 7,86 persen, Filipina 6,3 persen dan Amerika Serikat mencapai 8,3 persen.
Kenaikan BBM berpotensi turunkan pertumbuhan ekonomi
Lebih rinci lagi, Ekonom Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menjelaskan, setiap jenis BBM menyumbang kenaikan inflasi yang beragam. Seperti Pertalite berdampak terhadap kenaikan inflasi sebesar 1,24 persen (yoy), Solar berdampak 0,17 persen (yoy), dan Pertamax berdampak pada 0,11 persen (yoy) inflasi.
"Kenaikan seluruh jenis BBM akan berdampak terhadap kenaikan inflasi sebesar 1,67 persen (yoy)," kata Ayu.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya bahkan menilai kenaikan harga BBM berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi domestik sepanjang tahun 2022 sebesar 0,33 persen (yoy). Meski demikian, Bank Mandiri memandang ekonomi RI pada kuartal III-2022 masih akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal II-2022.
Panji kembali menambahkan, pemulihan ekonomi di kuartal II 2022 relatif merata pasca pelonggaran mobilitas dan turunnya kasus Covid-19. Hasilnya ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,44 persen secara year on year (yoy) di kuartal II-2022.
“Jika tanpa pelonggaran mobilitas seperti kondisi pre-pandemi, sangat sulit kinerja perekonomian sepanjang semester I 2022 dapat kita capai,” pungkas Panji.