NEWS

Jalan Panjang Beralih dari Energi Hitam ke Energi Hijau

Bisakah Tiongkok dkk lepas sepenuhnya dari batu bara?

Jalan Panjang Beralih dari Energi Hitam ke Energi HijauShutterstock/New Africa
30 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Desakan ratusan organisasi masyarakat sipil (OMS) dari 40 negara supaya negara-negara besar menyetop pendanaan publik untuk batu bara mulai berbuah. Tiongkok kini mengambil langkah yang bertujuan mengatasi masalah perubahan iklim itu.

Pekan lalu, di Majelis Umum PBB, Presiden Tiongkok, Xi Jinping mengklaim akan menyetop investasi proyek pembangkit listrik tenaga batu bara. Secara otomatis, itu menghentikan sumber pendanaan batu bara terakhir dari pemerintah Negeri Tirai Bambu.

Sebelumnya, Jepang dan Korea Selatan—dua pemodal terbesar lain untuk proyek batu bara global—mengungkap bakal menekan pendanaan batu bara pada awal 2021.

Akan tetapi, seumpama Beijing tidak menyertai komitmennya dengan menambah dukungan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk negara berkembang—seperti yang Xi katakan—itu hanya akan menjadi janji ‘palsu’. Karena itu, pemerintah Tiongkok perlu mengalihkan pendanaan batu bara untuk kebutuhan produksi EBT.

1. Dampak Keputusan Tiongkok

Melansir Fortune, Kamis (30/9), Beijing berulang kali berikrar menghijaukan proyek investasi multimiliar dolar Belt and Road Initiative—yang 90 persennya saat ini masih condong untuk bahan bakar fosil. Langkah itu dapat mengamankan pembiayaan EBT US$1 triliun per tahun, yang menurut IEA (International Energy Agency) penting untuk meraih tujuan iklim dunia.

Lebih-lebih, insentif ekonomi Beijing berpengaruh besar terhadap masuknya negara berkembang ke sektor EBT. Ditambah lagi, Tiongkok merupakan produsen panel surya dan turbin angin terbesar dunia yang menguasai 70 persen pangsa pasar dunia.

Di sisi lain, investasi Tiongkok atas EBT juga berisiko tak menguntungkan akibat biaya yang terus mengalami tren di bawah batu bara.

2. Yang Tidak Xi Jinping Sebut dalam Janjinya

Sayangnya, Xi tidak membahas mengenai kelanjutan keterlibatan pihak swasta dan semiswasta Tiongkok dalam mendanai proyek global batu bara. Sebagai informasi, porsi pembiayaan swasta mencapai 80 persen dari total pendanaan proyek internasional itu.

Satu lagi, dia juga tak mengindikasikan pembatasan proyek batu bara domestiknya, mengingat Tiongkok mengonsumsi 53 persen dari batu bara termal dunia yang menyediakan 57 persen listrik negara. Terlebih, regulator dapat membuka peluang pembangunan ratusan pembangkit batu bara pada dekade mendatang.

Related Topics