TECH

Inovasi IPTEK Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah dorong anggaran pos IPTEK, riset dan inovasi.

Inovasi IPTEK Dapat Mendorong Pertumbuhan EkonomiFortune Indonesia
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah berkomitmen memberi prioritas bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. IPTEK dinilai mampu mendorong efisiensi penyediaan barang dan jasa serta meningkatkan daya saing usaha. 

“Pemerintah mendorong anggaran negara untuk dialokasikan kepada agenda pos IPTEK, riset dan inovasi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara virtual ITI-PII Young Innovation Award, Kamis (15/7).

Airlangga mengatakan tingkat belanja kotor untuk urusan riset dan pengembangan (GERD) Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain. Oleh sebab itu, penempatan anggaran riset atau penelitian dan pengembangan (litbang) akan dinyatakan dalam persentase terhadap PDB nasional. 

Anggaran riset tersebut diarahkan ke empat sektor, yaitu litbang pemerintah, litbang perguruan tinggi, litbang industri, dan organisasi nonpemerintah (NGO) dengan kegiatan riset penelitian dasar, terapan, serta pengembangan eksperimental.

Menurut Airlangga, pembangunan IPTEK dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan timbal balik. “Kemajuan perekonomian dan peningkatan persaingan akan mendorong kebutuhan teknologi baru. Kemudian, teknologi ini pun dapat menjadi bagian dari pengembangan perekonomian,” katanya.

Untuk membentuk simbiosis mutualisme antara pembangunan IPTEK dan pembangunan ekonomi, maka pengembangan teknologi perlu berorientasi pada kebutuhan maupun persoalan nyata (demand-driven), ujar Airlangga.

Salah satu sektor irisan IPTEK dan perekonomian yang mendapatkan perhatian besar dari pemerintah adalah ekonomi digital. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk upaya orientasi sertifikasi lewat sejumlah upaya, seperti peningkatan literasi digital, pembuatan database digital, pembangunan infrastruktur sekaligus sumber daya manusia ahli di bidang teknologi digital.

Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah sudah melakukan digitalisasi program pemerintah melalui kartu prakerja. “Untuk digitalisasi ekonomi, kita butuh 600 talenta digital per tahun dalam 15 tahun ke depan,” ujarnya.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan IPTEK, kata Airlangga, diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan ekspor. Sehingga, pada 2037 Indonesia ditargetkan dapat lolos dari middle income trap. “Pemerintah berharap bahwa riset dan inovasi produktif akan terus dijalankan,” katanya.

Related Topics