TECH

Empat Tren Penting Dalam Sistem Pembayaran Digital

Siapkah para pelaku bisnis hadapi tren pembayaran digital?

Empat Tren Penting Dalam Sistem Pembayaran DigitalKonsep Mata Uang Digital Bank Sentral CBDC. Shutterstock/Panchenko Vladimir
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memaparkan empat tren penting yang sedang terjadi pada evolusi sistem pembayaran digital di Indonesia. 

Tren pertama, perihal wacana mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CBDC).

“Awalnya, memang ini merupakan ide yang agak aneh karena ini akan mempengaruhi dan mengganggu sistem pembayaran, khususnya di Indonesia,” ujarnya dalam diskusi virtual bertema ‘Next Big Thing in Retail and Digital Payment’, Rabu (10/8).

Meskipun awalnya hanya wacana, Bhima berpendapat, mata uang digital akan dianggap sah sebagai alat pembayaran, seperti halnya uang kertas dan uang koin. Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) pun yang sedang dikebut oleh pemerintah dan para wakil rakyat dan berpotensi menjadi bisnis baru yang besar.

Kendati demikian, mata uang digital masih memiliki tantangan besar ke depan terkait kebutuhan cloud maupun pusat data yang sangat besar untuk menampung pemakaian data pengguna layanan.

“Permasalahannya, sudah siapkan para pemain di sektor ini untuk segera beradaptasi dengan CBDC?” ujarnya.

QRIS Crossborder Payment

Warga memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melalui aplikasi DOKU e-Wallet. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Tren kedua, Cross Border Payment (CBP) yang nantinya akan diterapkan melalui penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Menurutnya, dengan menggunakan CBP, proses jual beli produk pun dapat dilakukan lintas negara. “Jadi, bukan hanya penjual dari Malaysia yang bisa menggunakan single currency. Traveller seperti kita juga akan bisa dengan mudah membeli apapun produk e-commerce, juga membeli produk toko, di dalam kawasan Asia Tenggara dengan mata uang tunggal,” ujar Bhima.

CBP cukup efisien dan memiliki nilai total remitansi yang cukup bersaing, bahkan pada saat sebelum pandemi di angka US$11,4 miliar. “Jadi sistem QR crossborder bukanlah hanya meningkatkan transaksi e-commerce dalam area ASEAN, tapi juga akan meningkatkan transaksi remitansi. Jadi, ini akan mengubah juga sistem pembayaran di kawasan,” ujarnya. 

Tren buy now pay later (BNPL)

Direktur Celios, Bhima Yudhistira.Direktur Celios, Bhima Yudhistira. (Tangkapan layar)