TECH

Apa Itu Transformasi Digital dan Bagaimana Menjalankannya?

Tranformasi digital memiliki tiga pilar penting.

Apa Itu Transformasi Digital dan Bagaimana Menjalankannya?Ilustrasi transformasi digital. Shutterstock/NicoElNino
06 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tranformasi digital jadi salah satu frasa populer sejak masa pandemi Covid-19. Bahkan, kegiatan yang menuntut banyak perubahan dengan adopsi teknologi baru itu tak hanya dilakukan perusahaan, melainkan juga lembaga pemerintah.

Ia dianggap penting agar sebuah perusahaan bisa tetap relevan dengan perkembangan zaman, meningkatkan produktivitas, serta mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan lebih efisien. 

Lantas apa itu transformasi digital?

Mengutip studi bertajuk Digital Transformation: A Roadmap for Billion-dollar Organizations yang dirilis Capgemini Consulting—perusahaan konsultansi dan jasa teknologi informasi asal Prancis— transformasi digital adalah perubahan organisasi yang melibatkan orang, proses, strategi, struktur, melalui penggunaan teknologi dan model bisnis untuk meningkatkan kinerja. 

Penggunaan teknologi secara radikal dalam proses tranformasi ini dapat melingkupi kegiatan analitik, mobilitas, media sosial, hingga perangkat tersemat cerdas untuk mengubah hubungan dengan pelanggan, budaya dan proses internal serta proposisi nilai-nilai organisasi. 

Tentunya, transformasi digital membutuhkan upaya besar agar ia bisa berjalan sukses. Namun, hasil studi menunjukkan bahwa para eksekutif perusahaan bersepakat tentang tiga pilar penting dalam menjalankannya, antara lain: pengalaman pelanggan, proses operasional dan bisnis model. Tiap pilar tersebut memiliki elemen-elemen penting dalam meningkatkan kapabilitas digital perusahaan.

Berikut penjelasannya: 

Pengalaman pelanggan 

Dalam pilar pengalaman pelanggan, terdapat elemen berupa pemahaman pelanggan di mana perusahaan mulai mengambil keuntungan dari investasi mereka untuk mendapatkan informasi dan pemahaman yang mendalam tentang geografi dan segmen pasar tertentu.

Kemudian, ada elemen pertumbuhan batas atas di mana perusahaan menggunakan teknologi untuk meningkatkan penjualan secara langsung. Ada pula elemen customer touch point di mana layanan pelanggan dapat ditingkatkan secara signifikan melalui inisiatif digital.

Proses operasional 

Pada pilar ini terdapat tiga elemen elemen berupa digitalisasi proses, pemberdayaan pekerja, serta manejemen kinerja. 

Dalam hal digitalisasi proses, perusahaan secara historis telah menggunakan otomatisasi untuk membuat proses lebih banyak efisien dan terukur. Misalnya perusahaan asuransi telah menciptakan pusat platform digital untuk proses klaim inti dan menyebarkan model di beberapa negara. Sistem layanan mandiri karyawan, terutama di bidang-bidang seperti SDM, juga menjadi meluas.

Kemudian, pemberdayaan pekerja dapat dilihat dari kondisi yang memungkinkan karyawan untuk tetap berhubungan dengan kantor setiap saat dan untuk bekerja dari rumah ketika tidak bisa berada di kantor. Teknologi yang dulunya baru seperti email seluler, alat kolaborasi, dan konferensi video kini juga telah menjadi norma di banyak perusahaan. Karyawan pun secara rutin berkolaborasi dengan orang-orang yang tidak pernah mereka miliki bertemu langsung, bahkan di daerah yang tidak pernah dikunjungi.

Adapun manajemen kinerja menyoroti transparansi terutama dalam pengambilan keputusan. Sistem digital memberikan eksekutif wawasan yang lebih dalam tentang produk, wilayah, dan pelanggan, memungkinkan keputusan harus dilakukan pada data nyata dan tidak pada asumsi.

Bisnis model

Pilar tak kalah penting dalam transformasi digital adalah perubahan dalam bisnis model. Ia muncul setidaknya dari tiga elemen: 

1. Modifikasi digital

Modifikasi memungkinkan perusahaan untuk tak mengubah cara kita berbisnis, mengubah strategi penggunaan teknologi untuk bisnis. Ini adalah upaya untuk menemukan cara meningkatkan performa dengan digitalisasi dan menerapkannya ke seluruh ruang organisasi. 

Sebuah perusahaan grosir dengan demikian, bisatetap setia pada bisnis tradisionalnya, tetapi menggunakan digital untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya.

2. Bisnis digital baru

Dalam hal ini, perusahaan memperkenalkan produk digital yang melengkapi produk tradisional mereka. Contohnya, sebuah perusahaan pakaian olahraga mulai menjual GPS dan perangkat digital lain yang dapat melacak dan mengases dan melaporkan capaian kegiatan olahraga pelanggan.

Perusahaan lain berubah model bisnis dengan membentuk kembali batas-batas mereka melalui digital. Misalnya, bandara yang memberikan layanan end to end kepada traveler melalui multichannel yang melingkupiinformasi tentang lalu lintas pesawat dan reservasi, belanja bebas bea promosi dan keuntungan lainnya.

3. Beroperasi secara global 

Teknologi digital ditambah dengan informasi yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sekaligus kian responsif terhadap segmen pasar lokal.

Related Topics