TECH

Permintaan Ponsel Bantu Erajaya Group Raup Laba Rp1 Triliun pada 2021

Erajaya Grup memperluas langkah ekspansi.

Permintaan Ponsel Bantu Erajaya Group Raup Laba Rp1 Triliun pada 2021Logo Erajaya. (Website Erajaya)

by Luky Maulana Firmansyah

19 April 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Erajaya Swasembada Tbk berhasil mencetak rekor kinerja keuangan tahun lalu. Perusahaan ritel dan distribusi perangkat elektronik ini sanggup meraih laba Rp1,01 triliun, atau naik 65,4 persen ketimbang Rp612,01 miliar pada 2020.

Kinerja Erajaya cenderung positif di masa pandemi COVID-19. Sebab, laba perseroan sebelum virus corona merebak atau 2019 hanya Rp295,07 miliar.

“Kondisi pandemi tidak menyurutkan Erajaya untuk terus meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik dari tahun ke tahun,” kata Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada, Hasan Aula, dalam keterangan kepada media, dikutip Selasa (19/4).

Pada indikator penjualan bersih, terjadi kenaikan 27,4 persen menjadi Rp43,47 triliun. Secara mendetail, penjualan telepon seluler meningkat 25,4 persen menjadi Rp53,51 triliun. Di saat sama, perseroan juga mencatat penjualan produk operator Rp3,52 triliun, komputer dan peralatan elektronik Rp2,77 triliun, dan aksesoris Rp5,82 triliun.

Menurut Hasan, penjualan tersebut menunjukkan tingginya permintaan pasar atas produk handset . Situasi ini tampak dari volume penjualan produknya yang mencapai 11,4 juta tahun lalu, atau naik ketimbang 10,2 juta pada tahun sebelumnya.

Implementasi registrasi IMEI pada 2020 berhasil mengubah lanskap industri handset di Indonesia, kata Hasan. Hal itu terutama dari sisi kestabilan harga dan margin kotor, ketersediaan pasokan di pasar, dan kompetisi yang sehat di antara pelaku.

Erajaya Group turut membukukan peningkatan keragaman portofolio produk, terutama dari kategori ponsel pintar dan ekosistemnya. Itu sanggup mampu meningkatkan margin perseroan secara keseluruhan dan berimbas ke pertumbuhan margin laba kotor menjadi 11,1 persen dari sebelumnya 10,0 persen.

Ekspansi

Ilustrasi toko ponsel. Shutterstock/bodnar.photoIlustrasi toko ponsel. Shutterstock/bodnar.photo

Tahun lalu perseroan menambah 289 gerai. Dengan begitu, hingga akhir 2021, Erajaya telah memiliki gerai ritel sebanyak 1.218 dengan 88 titik distribusi, serta kerja sama dengan lebih dari 66.000 reseller di wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Sebagai informasi tambahan, aset Erajaya Swasembada saat ini mencapai Rp11,37 triliun, atau meningkat 1,4 persen ketimbang Rp11,21 triliun pada 2020. Sebagai perbandingan, pada 2019, asetnya mencapai Rp9,75 triliun.

Dalam kesempatan sama, Hasan menyampaikan soal strategi diversifikasi portofolio bisnis Erajaya Group. Perseroan melakukan ekspansi bisnis di luar bisnis utama, seperti food and beverage, sport lifestyle apparel, healthcare and beauty, dan komputer dan barang elektronik.

Perusahaan lantas membentuk empat vertikal, yaitu Erajaya Digital (ponsel pintar, komputer, dan barang elektronik), Erajaya Active Lifestyle (internet of things atau IoT dan ekosistemnya), Erajaya Food and Nourishment, dan Erajaya Beauty and Wellness.

Ekspansi itu sebagai komitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham, kata Hasan. Penambahan bisnis baru akan didukung oleh aset, infrastruktur dan strategi untuk mendorong skala bisnis yang diharapkan. “Komitmen inilah yang menjadi fondasi Erajaya untuk dapat memberikan kepuasan pelanggan dengan menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan tren dan gaya hidup modern.”

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham perusahaan berkode ERAA ini mencapai Rp550 per saham. Dalam enam bulan terakhir, saham perseroan turun 14,7 persen, sedangkan secara tahunan juga terkoreksi 10,6 persen.