TECH

Bos Bank Mandiri: Efek Digitalisasi, Pekerja Digital Kian Dibutuhkan

Persentase pekerja digital di BUMN baru sekitar 1 persen.

Bos Bank Mandiri: Efek Digitalisasi, Pekerja Digital Kian Dibutuhkanilustrasi Bank Mandiri (dok.Bank Mandiri)

by Luky Maulana Firmansyah

29 September 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, menyampaikan pendapatnya soal sejumlah tantangan global yang telah memberikan dampak ke bisnis ataupun industri. Salah satunya mengenai pekerja digital yang kian dibutuhkan seiring ikhtiar digitalisasi.

Dalam acara Indonesia Milennial and Gen Z-Summit di The Tribata Jakarta, Kamis (29/9), Askandar mengutip laporan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang menunjukkan pada lima tahun mendatang akan ada 85 juta pekerjaan yang hilang karena digantikan oleh mesin dan algoritme. Namun, menurut laporan sama, akan muncul 97 juta pekerjaan baru di masa depan.

“Jadi harusnya kayaknya enggak perlu dikhawatirkan gitu ya. Yang muncul lebih banyak. Tapi ternyata tidak demikian karena skillset yang ada itu belum memenuhi kebutuhan jumlah pekerjaan yang akan muncul baru tersebut,” ujar Ketua Forum Human Capital ini dalam sesi The Future of Work and Education.  

Menurutnya, ini menjadi tantangan baik bagi industri, lembaga pendidikan, dan pemerintah untuk mengisi gap tersebut. Dia menyatakan tentu saja fokusnya mengarah ke pekerja di bidang IT serta digital.

Askandar pun mengatakan di lingkungan BUMN secara keseluruhan jumlah pekerja digital masih mencapai 1 persen dari total pekerja. Menurutnya, angka tersebut jelas masih jauh ketimbang target Kementerian BUMN yang mencapai 20 persen.

“Jadi gap-nya masih luar biasa, tapi terbuka kesempatan buat para teman-teman millennial dan gen Z untuk mengisi posisi-posisi di IT dan digital di masing-masing BUMN,” ujarnya.

Transformasi Bank Mandiri

Bank Mandiri pun merasakan bahwa perkembangan teknologi digital telah mengubah bisnis perusahaan. Saat ini, kata dia, masyarakat semakin terbiasa untuk melakukan transaksi perbankan, ataupun membeli produk digital, seperti tiket pesawat atau kereta api, melalui aplikasi.

“Kami melihat bahwa ke depan dengan adopsi digital dari masyarakat kita mungkin enggak perlu lagi ke kantor cabang, dan kita sudah rasakan sekarang gitu ya,” ujarnya. Itu berarti, menurut dia, kantor cabang konvensional pun bisa jadi tak lagi dibutuhkan.

Bank Mandiri telah menggulirkan inovasi dengan meluncurkan 241 smart branch di seluruh Indonesia. Jenis kantor cabang ini tak memiliki tenaga teller, serta semua transaksi dilakukan melalui mesin, termasuk pengisian form administrasi perbankan.

“Nah, hal ini artinya nanti ke depan enggak ada lagi kebutuhan yang sifatnya administratif pekerjaanya digantikan oleh kebutuhan yang tadi yang mungkin menyiapkan development IT-nya seperti apa, orang-orang yang berbasis IT dan digital,” ujarnya.

Indonesia Milennial and Gen-Z Summit (IMGS) digelar selama dua hari pada Kamis (29/9) sampai Jumat (30/9) 2022 di The Tribrata, Jakarta,. Acara ini menghadirkan tokoh penting dari pelbagai bidang, mulai dari pemerintahan, swasta, public figure, hingga tokoh perempuan.

Related Topics