TECH

Harga Stablecoin Terra Masih Jatuh, Meski Ada Rencana Penyelamatan

UST jatuh di bawah standar 1:1.

Harga Stablecoin Terra Masih Jatuh, Meski Ada Rencana PenyelamatanToken stablecoin blockchain UST Terra USD di berbagai tumpukan dengan latar belakang hitam. Shutterstock/David Sandron
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Harga TerraUSD (UST) masih terjungkal pada perdagangan Rabu (11/5) sore, meski pengembang dari stablecoin tersebut sudah menyampaikan rencana penyelamatan. Penurunan harga Terra ini lantas dikhawatirkan berdampak terhadap pasar aset kripto.

Mengutip data dari coinmarketcap, saat artikel ini ditulis, harga UST mencapai US$0,4159, atau turun lebih dari 50 persen dalam sepekan terakhir. Alhasil, UST tercatat sebagai aset kripto dengan kinerja terburuk.

Padahal, UST merupakan stablecoin atau aset yang dirancang untuk memiliki harga stabil dan tak bergejolak. Ia seharusnya berada dalam standar rasio 1:1 dengan patokan dolar Amerika Serikat. Dengan kata lain, setiap 1 UST memiliki nilai yang sama dengan US$1.

Menurut Fortune.com, UST digadang-gadang sebagai patokan dalam semesta stablecoin algoritmik, sekaligus stablecoin terbesar ketiga berdasarkan kapitalisasi pasar. Pengembangnya Do Kwon, CEO dari Terraform Labs.

Sementara itu, The Luna Foundation Guard (LFG), organisasi yang mengelola UST dan token Terra (LUNA), sebelumnya mengatakan akan mengeluarkan US$1,5 miliar pinjaman dalam Bitcoin dan UST untuk membuat stabil harga UST. Namun, sampai saat ini UST masih belum kembali ke harga normalnya.

Cara kerja Terra UST

Teknologi ekosistem blockchain Terra dan tumpukan cryptocurrency Luna. Shutterstock/David SandronTeknologi ekosistem blockchain Terra dan tumpukan cryptocurrency Luna. Shutterstock/David Sandron

UST memiliki cara kerja yang berbeda ketimbang stablecoin lain. Mereka tidak memiliki cadangan, dan secara umum nilai UST berdasar atas algoritme keseimbangan.  

LUNA merupakan mata uang cadangan yang mendukung UST. Selain beberapa Bitcoin dan sejumlah aset digital yang mendukung stablecoin ini, Terra mempertahankan pasarnya dengan mencetak dan membakar token aslinya, LUNA. 

Namun, pada saat sama, harga LUNA juga terkoreksi menjadi hanya sekitar US$5. Padahal, sepekan sebelumnya masih ada di posisi US$86. Dalam grafik coinmarketcap, kinerja LUNA terburuk setelah UST.

Terra UST tidak memiliki uang tunai dan aset lain yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung tokennya. Sebagai gantinya, ia menggunakan campuran kode yang kompleks, di samping token saudara LUNA, untuk menstabilkan harga, menurut CNBC International.

Secara sederhana, protokol Terra menghancurkan dan membuat unit baru UST dan LUNA untuk menyesuaikan suplai. Ketika harga UST turun di bawah dolar, ia dapat dikeluarkan dari peredaran dan ditukar dengan LUNA, membuat pasokan UST lebih langka dan menaikkan harganya. Setidaknya, begitu teorinya.

Dampak ke pasar kripto

Ilustrasi perdagangan kripto. Shutterstock/Rokas Tenys