TECH

Indikator Pendapatan Melaju, XL Axiata Fokus Pengalaman Pelanggan

XL melihat sejumlah peluang positif bisnis telekomunikasi.

Indikator Pendapatan Melaju, XL Axiata Fokus Pengalaman PelangganShutterstock_Triawanda Tirta Aditya
11 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT XL Axiata mengawali 2022 dengan pertumbuhan pendapatan, meski laba terkoreksi akibat kenaikan sejumlah beban. Dalam laporan yang baru dirilis, Selasa (10/5), pendapatan perseroan kuartal pertama tahun ini meningkat 7,9 persen dalam setahun (year-on-year/yoy) menjadi Rp6,74 triliun.

Secara terperinci, XL Axiata mengantongi pendapatan data Rp5,69 triliun, atau naik 9,2 persen yoy. Sedangkan, pendapatan nondata mencapai Rp497,08 miliar. Itu belum termasuk pendapatan jasa telekomunikasi lainnya Rp353,49 miliar, jasa interkoneksi Rp126,28 miliar, sirkit langganan Rp69,91 miliar, dan sewa menara Rp14,74 miliar.  

Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan peningkatan pengalaman pelanggan kini menjadi salah satu fokus utama perseroan dalam meningkatkan kinerja. Strategi ini dipandang sebagai ikhtiar terbaik dalam menghadapi kompetisi bisnis yang ketat, ketimbang merespons persaingan tarif layanan.

“Hasilnya kini bisa dirasakan, di mana di kuartal pertama setiap tahun yang selalu berat, pendapatan XL Axiata tetap terus tumbuh secara tahunan, dengan kontribusi pendapatan layanan data kini mencapai 96 persen. Artinya, secara rata-rata pelanggan semakin mendapatkan kenyamanan atas layanan yang kami berikan,” kata Dian dalam rilis kepada media, dikutip Rabu (11/5).

Namun, laba XL Axiata periode sama turun 56,6 persen menjadi Rp139,09 miliar. Sebagai informasi, tahun lalu secara keseluruhan laba perusahaan mencapai Rp1,29 triliun, atau meningkat 246,6 persen dari Rp371,59 miliar pada 2020.

Laba XL Axiata turun karena perusahaan menanggung kenaikan beban 12,8 persen menjadi Rp5,99 triliun. Di antaranya: beban penyusutan, beban infrastruktur, beban penjualan dan pemasaran, dan beban interkoneksi dan beban langsung lainnya.

Sebagai informasi tambahan, saat ini aset XL Axiata mencapai Rp71,84 triliun, atau turun 1,4 persen dari Rp72,75 triliun aset per Desember 2021.

Sejumlah pencapaian XL

Karyawan mengamati kondisi jaringan XL Axiata di Jakarta, Selasa 21 Januari 2020. Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya
Karyawan mengamati kondisi jaringan XL Axiata di Jakarta, Selasa 21 Januari 2020. Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya

Hingga akhir Maret 2022 perusahaan mengoperasikan BTS 2G dan 4G mencapai lebih dari 133 ribu unit, menurut Dian. Secara khusus, BTS 4G meningkat menjadi lebih dari 83 ribu. Area yang terlayani 4G juga tumbuh menjadi sebanyak 460 kota/kabupaten.

Di sisi lain, XL Axiata juga telah menutup BTS 3G sebanyak 52 ribu, sesuai dengan program pemerintah untuk menyetop sinyal jaringan tersebut. Sisanya, penutupan 4.556 BTS 3G diharapkan selesai kuartal kedua tahun ini.

Trafik data XL Axiata periode sama meningkat 34 persen dalam setahun menjadi 1.857 Petabyte. 

Kemudian, penetrasi layanan konvergensi telah mencapai 19 persen, dan dianggap menunjukkan kuatnya permintaan atas produk ini.

XL Axiata mengalokasikan belanja modal Rp9 triliun, atau relatif sama dengan tahun lalu.

Menurutnya, perseroan melihat sejumlah peluang positif industri telekomunikasi tahun ini, seperti permintaan terhadap data seiring cara kerja digital, potensi peningkatan permintaan layanan fixed broadband, dan pengembangan layanan konvergensi.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merekam saham XL Axiata pada perdagangan Rabu (11/5) siang mencapai Rp2.970 per saham. Sejak awal tahun atau secara year-to-date/ytd sahamnya terkoreksi 6,01 persen. Namun, pertumbuhannya dalam setahun 47,03 persen.

Related Topics