TECH

Indodax Sebut Fenomena Halving Day Dapat Berdampak ke Harga Bitcoin

Halving berikutnya diharapkan terjadi pada 2024.

Indodax Sebut Fenomena Halving Day Dapat Berdampak ke Harga BitcoinTanda Bitcoin ditampilkan di luar toko tempat cryptocurrency diterima sebagai metode pembayaran di San Salvador, El Salvador, Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas
12 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan fenomena Halving Day dapat mempengaruhi harga Bitcoin. Menurutnya, investor perlu memahami salah satu sentimen penyebab kenaikan maupun penurunan nilai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu.

Halving Bitcoin merujuk kepada kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok. Ini terjadi selama empat tahun sekali.

Saat dirilis pada 2008, balasan atas konfirmasi blok dalam Bitcoin mencapai 50 Bitcoin. Lalu, pada 2012 menjadi 25 Bitcoin, 2016 sebesar 12,5 Bitcoin, dan Mei 2020 mencapai 6,25 Bitcoin. Proses ini disebut halving dan akan berlanjut hingga Bitcoin terakhir ditambang.

Halving berikutnya diharapkan terjadi pada 2024, menurut Bitcoin.com. Nantinya, penambang akan bisa mendapatkan 3,125 Bitcoin per blok. Selanjutnya, halving kembali terjadi pada 2028.

Menurut Oscar, saat ini sekitar 91 persen Bitcoin tersebar di seluruh dunia dengan total 19 juta keping. Dengan kata lain, sekarang hanya tersisa 2 juta Bitcoin yang dapat ditambang dari total persediaan 21 juta.

"Adanya halving untuk mengurangi kecepatan penambahan Bitcoin baru dan agar BTC yang beredar tetap terjaga sehingga terhindar dari inflasi. Semakin sulit Bitcoin didapatkan, maka semakin mahal juga harga Bitcoin nantinya," kata Oscar dalam rilis pers, dikutip Senin (12/12).

Pasokan Bitcoin

CEO Indodax Oscar Darmawan saat mengisi acara FORTUNE Indonesia Summit bertajuk The Sudden Rise and Future of Investment di The Westin, Jakarta, Kamis (19/5).

Selain berdampak terhadap harga, Halving Day juga mempengaruhi para penambang Bitcoin, katanya.

Setelah Bitcoin dikenal masyarakat, jumlah miner aset kripto itu semakin bertambah. Semakin besar jumlah miner, semakin sulit juga Bitcoin bisa didapatkan. Pada saat sama, pasokannya semakin berkurang.

“Karena tingkat kesulitan penambangan yang terus bertambah, miner kecil yang tidak memiliki alat canggih akan kalah bersaing dengan miner pro yang sudah memiliki alat yang lebih canggih,” ujarnya.

Oscar menyatakan pasokan Bitcoin kemungkinan berakhir pada 2140. Setelah Bitcoin habis dan tidak ada Bitcoin Halving Day kembali, maka besar kemungkinan permintaan untuk Bitcoin akan meningkat.

"Jadi, bagi para trader aset kripto yang hendak mengumpulkan portofolio Bitcoin, mungkin bisa memulai untuk mencicil membeli di harga saat ini ketika pasar sedang bearish," katanya.

Menurut laman coinmarketcap, harga Bitcoin saat ini hanya mencapai di kisaran US$16.000. Nilai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu sempat menyentuh rekor tertinggi pada US$69.000, November 2021.

Jika dilihat secara historis, harga Bitcoin lesu usai mengalami all-time-high. Situasi itu diperkirakan terjadi setiap empat tahun sekali. Sebelumnya, kondisi sama terjadi pada 2018 dan 2014, ujarnya.

Related Topics