TECH

Kabar Baik Bagi Pengembang, Biaya Transaksi Ethereum Kian Terjangkau

Gas fee turun akan meningkatkan ekosistem Ethereum.

Kabar Baik Bagi Pengembang, Biaya Transaksi Ethereum Kian TerjangkauIlustrasi Ethereum/Pixabay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Biaya transaksi Ethereum semakin terjangkau, dengan harga gas (gas fee) US$2,96 atau sekitar Rp43 ribu per transaksi. Menurut CEO Indodax, Oscar Darmawan, biaya transaksi tersebut merupakan posisi terendah dalam 10 bulan terakhir.

“Ini tentunya kabar yang mengggembirakan bagi pengembang blockchain di seluruh dunia, mengingat Ethereum adalah induk dari proyek blockchain,” kata Oscar dalam keterangan resmi, dikutip Senin (6/6).

Ethereum menyediakan platform bagi para pengembang untuk menciptakan proyek blockhain baru, seperti aset yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT) dan metaverse.

Dikutip dari Investopedia, gas fee merupakan biaya untuk melakukan transaksi atau menjalankan kontrak pada platform blokchain Ethereum. Nilai gas fee tersebut ditentukan oleh penawaran dan permintaan di antara pengembang.

Menurut Oscar, gas fee Ethereum sudah semakin turun karena banyak pengguna blockhain tersebut yang mengeluhkan mahalnya nilai transaksi.

Utilitas Ethereum

CEO Indodax Oscar Darmawan saat mengisi acara FORTUNE Indonesia Summit bertajuk The Sudden Rise and Future of Investment di The Westin, Jakarta, Kamis (19/5).

Dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFI), menurut Oscar, gas fee turut menjadi komponen penting yang diperhatikan oleh developer maupun staker.

“Ketika aktivitas pasar Ethereum ramai karena transaksi jual beli, otomatis jaringan pun akan padat. Hal ini akan mempengaruhi biaya transaksinya yang juga akan ikut naik. Ini pun berlaku sebaliknya. Jika aktivitas market Ethereum tidak terlalu ramai, biaya transaksinya pun cenderung akan ikut turun,” ujarnya.

Oscar berpendapat penurunan gas fee ini akan berdampak positif. Biaya transaksi yang terjangkau memungkinkan pengembangan ekosistem blokchain, di antaranya penerbitan decentralized applications (DApps), kontrak pintar, NFT, dan metaverse. Di sisi lain, harga tersebut berpotensi menarik minat para pengguna kripto yang akan menembus token di jaringan Ethereum.

“Belakangan ini, banyak bermunculan pengembang metaverse dan NFT di indonesia. Penurunan harga Ethereum ini tentu akan membangun semangat para developer dalam negeri. Selain itu, juga meningkatkan jumlah developer dan juga akan semakin banyak penggunaan ekosistem blockchain,” katanya.

Mengutip data dari coinmarketcap, harga Ethereum per 6/6/2022 mencapai Rp26,32 juta atau turun 32,65 persen dari Rp39,08 juta pada bulan sebelumnya. Secara year-to-date/ytd, nilai Ethereum bahkan terkoreksi 50,95 persen.