TECH

Kemelut Kripto Berlanjut, Giliran Celcius Network Ajukan Bangkrut

Celcius menyusul Voyager dan Three Arrows Capital.

Kemelut Kripto Berlanjut, Giliran Celcius Network Ajukan BangkrutIlustrasi kripto. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
15 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Celcius Network sudah tak kuasa untuk menahan dampak dari kejatuhan pasar aset kripto. Perusahaan pemberi pinjaman itu secara resmi mengajukan kebangkrutan dengan menggunakan mekanisme hukum Bab 11 di Amerika Serikat.

Dikutip dari The Strait Times, Jumat (15/7), perusahaan aset kripto itu menyatakan telah mengambil langkah untuk menstabilkan bisnis, serta melakukan restrukturisasi untuk semua pemangku kepentingan.

“Ini adalah keputusan yang tepat untuk komunitas dan perusahaan kami,” kata Alex Mashinsky, co-founder dan CEO Celsius, seperti dikutip dari CoinDesk, Jumat (15/7). “Kami memiliki tim yang kuat dan berpengalaman untuk memimpin Celsius melalui proses ini."

Dalam pernyataan resminya, Celcius menyebut jeda itu sebagai keputusan yang sulit tapi perlu dilakukan. Sebelumnya, perusahaan ini telah menghentikan aktivitas penarikan, pertukaran, dan transfer pada platform “untuk menstabilkan bisnisnya dan melindungi pelanggan”.

Meski mengajukan kepailitan, perusahaan telah meminta kepada otoritas hukum untuk tetap beroperasi. Celcius memiliki uang tunai mencapai US$167 juta atau sekitar Rp2,5 triliun. 

Di sisi lain, Celcius memperkirakan aset dan kewajibannya mencapai US$1 miliar sampai US$10 miliar atau setara Rp15 triliun sampai Rp150 triliun. Perusahaan ini bahkan dilaporkan membukukan defisit US$1,19 miliar atau sekitar Rp17,9 triliun pada neraca keuangannya, menurut Reuters.

Masalah likuiditas

Ilustrasi perdagangan kripto yang melorot. Shutterstock/Insta_Photos

Celsius adalah salah satu pemberi pinjaman kripto yang menghadapi masalah keuangan dalam perkara krisis likuiditas di industri. Perusahaan pada Juni memutuskan untuk menangguhkan aktivitas penarikan, dengan mengutip kondisi pasar ekstrem. Celcius dilaporkan pula telah memangkas pegawai, dan memperkerjakan ahli restrukturisasi.

Pemberi pinjaman Cripto seperti Celsius berkembang pesat selama pandemi COVID-19. Perusahaan ini menarik penyimpan uang dengan suku bunga tinggi, dan memberikan akses mudah ke pinjaman yang jarang ditawarkan oleh bank tradisional.

Akan tetapi, model bisnis pemberi pinjaman disebut tengah berada di bawah pengawasan usai aksi jual tajam di pasar kripto yang didorong oleh runtuhnya token TerraUSD dan Luna pada Mei.

Pada 13 Juli, Celcius memiliki sekitar 2 ribu pinjaman kepada peminjam ritel dengan total US$411 juta atau Rp6,1 triliun yang didukung oleh jaminan dengan nilai pasar US$765,5 juta atau Rp11,5 triliun dalam aset digital.

Celsius hanyalah salah satu dari banyak perusahaan aset kripto yang menderita karena situasi pasar yang melorot. Voyager Digital juga mengajukan kebangkrutan pada bulan ini setelah menangguhkan penarikan dan penyetoran. Perusahaan pemberi pinjaman itu dilaporkan terdampak oleh fluktuasi pasar aset kripto.

Voyager turut mengatakan telah mengeluarkan pemberitahuan default untuk Three Arrows Capital (3AC), perusahaan dana lindung nilai. Sebagai konteks, 3AC tercatat gagal melakukan pembayaran atas pinjaman dari Voyager mencapai US$650 juta atau lebih dari Rp9,7 triliun

Sebelumnya, 3AC mengajukan kebangkrutan Bab 15, yang memungkinkan debitur asing untuk melindungi aset perusahaan Amerika Serikat (AS). 3AC sekarang sedang dalam proses dilikuidasi. “Voyager secara aktif mengejar semua solusi yang tersedia untuk pemulihan dari 3AC, termasuk melalui proses yang diawasi pengadilan di British Virgin Islands dan New York,” demikian keterangan perseroan.

Related Topics