TECH

Khawatir Resesi, Platform Kripto Coinbase PHK Ribuan Pekerja

Jumlah pekerja yang terkena PHK hampir seperlima dari total.

Khawatir Resesi, Platform Kripto Coinbase PHK Ribuan PekerjaIlustrasi Coinbase. Shutterstock/rarrarorro
16 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kondisi pasar aset kripto yang limbung dan kekhawatiran terhadap resesi agaknya telah berdampak terhadap industri aset digital. Coinbase, platform pertukaran kripto terbesar di Amerika Serikat (AS), baru-baru ini mengumumkan langkah efisiensi terhadap ribuan pekerjanya.

Kepala Eksekutif Coinbase, Brian Amstrong, dalam surat elektronik kepada karyawan, Selasa (14/6), mengatakan perusahaan akan memberhentikan sekitar 1.100 tenaga kerja, atau setara dengan 18 persen dari total pekerja yang mencapai 6.100. Namun, pekerja yang terdampak kebijakan layoff tersebut akan diberikan pesangon setidaknya untuk 14 minggu.

Brian menyampaikan keputusan tersebut dengan mengutip perkara potensi resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut. Dia juga menyebutkan kekhawatiran akan “musim dingin kripto”—istilah yang merujuk pada kemerosotan tajam, diikuti oleh penurunan perdagangan, dan kelesuan pasar selama berbulan-bulan, sebuah fenomena yang menimpa pasar kripto pada 2018.

“Kami tampaknya memasuki resesi setelah ledakan ekonomi lebih dari 10 tahun. Resesi dapat menyebabkan musim dingin kripto lainnya, dan dapat berlangsung untuk waktu yang lama, ” begitu pernyataan resmi Armstrong, seperti dikutip dari Fortune.com.  

Menurutnya, pada fenomena crypto winter lalu, pendapatan perdagangan, yang merupakan sumber utama pendapatan perusahaan, turun secara signifikan. “Meskipun sulit untuk memprediksi ekonomi atau pasar, kami selalu merencanakan yang terburuk sehingga kami dapat menjalankan bisnis melalui lingkungan apa pun,” ujarnya.

Bisnis aset kripto

Tanda Bitcoin ditampilkan di luar toko tempat cryptocurrency diterima sebagai metode pembayaran di San Salvador, El Salvador, Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas

Meski demikian, Brian turut menyampaikan dia bertanggung jawab atas keputusan efisiensi tersebab kesalahan bisnis. Menurutnya, perusahaan dalam dua tahun terakhir telah tumbuh secara cepat, termasuk melakukan perekrutan secara agresif. Akibatnya, skala bisnis perusahaan saat ini tidak efisien.  

"Tim kami telah berkembang sangat cepat dan biaya karyawan kami terlalu tinggi untuk mengelola pasar yang tidak pasti ini secara efektif," ujar Armstrong, seperti dikutip dari laman CNET. "Tindakan yang kami ambil hari ini akan memungkinkan kami untuk lebih percaya diri mengelola melalui periode ini bahkan jika itu sangat berkepanjangan.".

Pengumuman Coinbase ini datang ketika kekhawatiran terhadap resesi meningkat, saham teknologi jatuh, dan yang paling meresahkan bagi dunia aset kripto adalah koreksi harga Bitcoin dan Ethereum, menurut The Washington Post. Sebagai misal, harga Bitcoin, saat artikel ini ditulis hanya mencapai US$22 ribu. Padahal, menurut coinmarketcap.com, nilai aset digital itu awal tahun ini masih sekitar US$46 ribuan.

Coinbase pun dianggap sebagai barometer kesehatan industri aset kripto. Jumlah pengguna platform ini disebut mencapai 98 juta orang. Dalam arti lain, Coinbase merupakan tempat bagi banyak orang untuk membeli dan menjual aset kripto. Kondisi bisnisnya saat ini dinilai menyiratkan pesan suram akan nasib kripto sebagai kelas investasi.

Coinbase menyusul sejumlah perusahaan platform aset kripto yang melakukan langkah serupa. Sebelumnya, Crypto.com, platform pertukaran dari Singapura, dikabarkan melakukan PHK terhadap 260 pegawainya, atau setara 5 persen dari total tenaga kerja perusahaan. Gemini awal bulan ini mengatakan akan mengurangi tenaga kerjanya sebesar 10 persen, sedangkan BlockFi, platform untuk meminjamkan dan memperdagangkan crypto, mengatakan akan memangkas 20% karyawannya.

Pasar aset kripto memang tengah tertekan oleh sejumlah sentimen negatif. Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menaikkan tingkat suku bunga acuan secara agresif dinilai telah berdampak terhadap instrumen investasi berisiko, termasuk aset kripto. Di sisi lain, ada sentimen dari Celcius, perusahaan pemberi pinjaman, yang menghentikan semua aktivitas penarikan, pertukaran, dan transfer akun. Itu belum termasuk kekhawatiran yang melanda pasar usai krisis stablecoin TerraUSD dan Luna, menurut Fortune.com.

Related Topics