TECH

Riset: Makin Banyak Gen Z Pilih TikTok Sebagai Sumber Utama Informasi

Generasi lebih tua masih mengandalkan Google Search.

Riset: Makin Banyak Gen Z Pilih TikTok Sebagai Sumber Utama Informasiilustrasi TikTok (unsplash.com/Solen Feyissa)
02 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Laporan terbaru dari Morning Consult mengungkap tren perilaku generasi Z dalam mencari informasi di internet. Hasilnya, kelompok generasi ini ternyata mulai melirik TikTok untuk menelusuri informasi yang mereka butuhkan ketimbang mengakses Google.

Menurut laman Morning Consult, Kamis (2/3), hampir sebagian besar gen Z yang menjadi respondennya sebenarnya masih mengandalkan Google Search untuk melakukan pencarian informasi. Persentase mereka mencapai 39 persen. Namun, 14 persennya mengaku mencari informasi mengenai peristiwa besar via TikTok.

Sementara itu, generasi di atasnya—milenial, X, dan baby boomers—yang mencari informasi lewat TikTok hanya 2 persen. Pilihan utama mereka dalam mengakses berita masih tetap Google Search.

“Pangsa gen Z yang mencari berita utama di Google Search lebih rendah daripada populasi umum. Sebagian besar Gen Z malah menuju ke platform yang menjadi keharusan di antara kelompoknya— TikTok—untuk mencari berita,” begitu bunyi riset Morning Consult.

Temuan Morning Consult itu menjadi semacam penjelas bagi keputusan sejumlah media mainstream kesohor seperti New York Times dan Wall Street Journal yang meluncurkan akun TikTok dalam enam bulan terakhir. 

Mesin pencarian AI

Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.
Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.

Laporan Morning Consult turut mengungkap pandangan kalangan lintas generasi ihwal inovasi platform mesin pencarian berbasis kecerdasan buatan (AI) belakangan ini. Riset itu menyoroti soal kemunculan platform chatbot seperti ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI dan didukung Microsoft, serta Bard yang dibeking oleh Google. 

Bing, mesin pencarian milik Microsoft, serta Google baru-baru ini mengintegrasikan generative AI ke dalam platformnya. Hal tersebut diyakini akan mendorong pengguna, terutama yang berusia muda, untuk mencari informasi melalui platform dengan versi AI.

“Tetapi, mereka mungkin juga lebih jarang mengeklik situs web penerbit setelah membaca ringkasan chatbot pada halaman hasil pencarian,” demikian Morning Consult.

Menurut jajak pendapat itu, 42 persen gen Z dan 40 persen milenial menyatakan telah banyak mendengar tentang ChatGPT, jauh lebih tinggi ketimbang gen X (22 persen) dan baby boomer (23 persen).

ChatGPT mendadak populer di internet meski baru diluncurkan pada November tahun lalu. Chatbot berbasis AI tersebut tidak butuh waktu lama untuk menggaet 100 juta pengguna bulanan aktif. Pertumbuhannya bahkan dianggap mengalahkan platform media sosial lain.  

Sebuah laporan dari UBS—yang mengutip data dari Similarweb—menyebutkan ChatGPT berhasil mencapai jumlah pengguna aktif sebesar itu pada Januari, hanya dua bulan setelah dirilis. Dengan begitu, ChatGPT menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah. 

ChatGPT adalah aplikasi perangkat lunak berbasis AI yang sanggup meniru percakapan manusia berdasarkan permintaan pengguna. Platform yang itu mampu memahami bahasa alami manusia, serta menghasilkan teks tulisan yang mirip dengan buatan manusia, seperti tugas sekolah siswa hingga kode pemrograman.

Related Topics