Menakar Arah Harga Bitcoin pada 2023 dengan Analisis Fundamental
Adopsi yang berkembang akan menentukan arah Bitcoin.
Jakarta, FORTUNE – 2022 bisa jadi merupakan tahun yang suram bagi Bitcoin. Harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu mengalami penurunan tajam. Lantas, bagaimana proyeksi harga aset berkode BTC itu pada tahun ini?
Di dalam dunia kripto, terdapat pelbagai macam bentuk analisis untuk memproyeksikan nilai suatu aset, salah satunya analisis fundamental. Dalam hal ini, suatu aset kripto akan ditengok berdasarkan utilitas atau kegunaannya.
Pendiri dan Mitra pengelola platform manajemen aset digital Nexo, Antoni Trenchev, berpendapat tidak ada model maupun pendekatan yang secara keseluruhan bisa dianggap paling andal untuk meramalkan pergerakan harga Bitcoin. Karenanya, berbagai faktor perlu dipertimbangkan untuk membuat keputusan investasi.
“Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin, termasuk permintaan pasar, perubahan regulasi, dan perkembangan teknologi,” katanya, seperti dikutip dari Cointelegraph, Senin (2/1).
Analisis fundamental akan melibatkan penilaian atas evaluasi faktor mendasar yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran aset. Di dalamnya, salah satu aspek penting yang dapat mengubah tren harga Bitcoin adalah utilitas.
Bitcoin selama ini dianggap sebagai jaringan yang tidak kompatibel dengan fitur kontrak pintar (smart contract). Karenanya, utilitas aset tersebut terbatas untuk dijadikan sebagai alat pembayaran.
Meski demikian, situasi tersebut perlahan diperkirakan mulai berubah. Pasalnya, muncul inovasi seperti Lightning Network (LN) yang dapat membantu Bitcoin. LN merupakan protokol pembayaran lapis kedua yang dibangun di atas jaringan Bitcoin yang memungkinkan transaksi peer-to-peer terjadi secara cepat dan mulus sehingga membantu skalabilitas jaringan. Dengan kata lain, lebih cepat, murah, dan mudah.
Perusahaan teknologi MicroStrategy baru-baru ini menyampaikan rencana untuk merilis perangkat lunak dan solusi yang didukung LN pada 2023.
Adopsi aset
Terlebih, Bitcoin merupakan aset kripto yang masih relatif baru, menurut Trencheb. Aset kripto itu baru berusia 14 tahun, berbeda dari komoditas lain seperti emas dan saham.
Dia memproyeksikan harga Bitcoin dapat menyentuh US$30.000 tahun ini. “Tetapi, penting juga untuk diingat bahwa harga Bitcoin sangat fluktuatif dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,” ujarnya.
Senada, CEO dan Founder perusahaan penyedia solusi blockchain Solidity.io, Alex McCurrry, berpendapat Bitcoin merupakan aset yang sama sekali tidak dapat diprediksi. Menurutnya, satu hal yang dapat dipastikan hanya nilai fundamental yang mendasari jaringannya, serta nilai yang diberikannya kepada investor.
“Seseorang dapat memprediksi adopsi dan nilai jangka panjang dalam iklim ekonomi makro dari waktu ke waktu, tetapi tidak mungkin menentukan waktu yang tepat untuk harga yang tepat,” ujarnya kepada Cointelegraph.
Namun, dia optimistis “Bitcoin akan bangkit kembali pada tahun ini, dan bahkan pada 2024 akan kembali mencapai rekor tertinggi sepanjang masa."
Pada 2021, Bitcoin sempat bernilai US$69.000, yang merupakan harga tertingginya sejauh ini.