TECH

Apa itu Business to Government: Pengertian dan Skema Bisnis

B2G memungkinkan swasta mengajukan tender ke pemerintah.

Apa itu Business to Government: Pengertian dan Skema Bisnisilustrasi partner bisnis (unsplash.com/krakenimages)

by Luky Maulana Firmansyah

13 October 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Business to government (B2G) merupakan skema bisnis yang mesti diketahui baik oleh yang baru mulai terjun di dunia bisnis maupun telah menjalani bisnis. Model bisnis tersebut tentu saja menyimpan sejumlah kelebihan, namun juga dengan beberapa kekurangan.

Dikutip dari Investopedia, B2G adalah model bisnis yang perusahaannya menjual produk barang ataupun jasa kepada pemerintah pusat maupun daerah.

Dalam skema business to government ini, perusahaan bisa menyediakan produk yang sederhana dan nilainya kecil seperti dukungan infrastruktur teknologi informasi (TI) kepada pemerintah.

Model bisnis itu juga tak menutup kemungkinan transaksi bisnis dengan skala lebih besar. Misalnya, perusahaa bisa menyediakan barang-barang keperluan keamanan negara, termasuk helikopter, pesawat, dan jet tempur.

Jadi, model B2G ini intinya memberikan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk mengajukan tender mengenai pengadaan barang atau jasa tertentu yang dibutuhkan untuk proyek pemerintah, demikian laman accurate.

Proses pengajuan tender ini telah diatur oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) di masing-masing negara. Dalam penerapannya, lembaga tersebut mengembangkan saluran B2G sebagai wadah untuk sosialisasi, edukasi, dan informasi tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah.

Pemerintah juga bisa membuka tender melalui proses e-procurement, dengan sektor publik dapat melakukan tender pengadaan barang atau jasa secara online dan transparan.

Kelebihan dan kekurangan B2G

ilustrasi berbicara bisnisilustrasi berbicara bisnis (unsplash.com/ Christina)

Model bisnis B2G ini menawarkan keuntungan bagi perusahaan, menurut Investopedia. Dengan berbisnis dengan pemerintah, perusahaan bisa beroleh kontrak yang lebih besar serta lebih stabil.

Terlebih, jika itu dibandingkan dengan perusahaan yang mendapat kontrak dari perusahaan lain yang biasanya cenderung tidak pasti dan fluktuatif.

Perusahaan yang sudah pernah bekerja sama dalam kontrak pemerintah biasanya akan lebih mudah mendapatkan kontrak berikutnya.

Keuntungan lainnya adalah keamanan dalam bertransaksi, demikian accurate. Ketika perusahaan tertentu menawarkan proyek, pemerintah tentu telah memiliki anggarannya. Ini bisa berbeda saat menawarkan tender ke swasta yang terkadang belum menyediakan bujetnya, atau ada tapi hanya sebagian.

Namun, perlu dicatat B2G juga memiliki sejumlah kelemahan. Perusahan biasanya akan menghadapi pelbagai tantangan yang tidak terduga saat bekerja dengan instansi pemerintah.

Misalnya, pemerintah cenderung membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyetujui dan mulai mengerjakan proyek tertentu. Di sisi lain, banyaknya regulasi juga dapat menghambat efisiensi keseluruhan dari proses kontrak.

Sederhananya, kekurangan B2G ini bisa datang dari proses tender yang memakan waktu lama karena pemerintah memiliki birokrasi yang rumit.

Proyek pemerintah juga sering kali melibatkan perusahaan-perusahaan yang memiliki afiliasi dengan birokrat di dalam pemerintahaan. Akibatnya, hanya perusahaan yang “dekat” dengan pemerintah yang bakal lebih mudah mendapat akses informasi, persyaratan, dan proses pengadaan.

Perbedaan B2G dengan model bisnis lain

perencanaan bisnisilustrasi perencanaan (unsplash.com/Alvaro Reyes)