TECH

Mengenal Runway Startup dan Mengapa Sering Disebut Sebagai Alasan PHK

Runway merujuk proyeksi perusahaan dapat bertahan.

Mengenal Runway Startup dan Mengapa Sering Disebut Sebagai Alasan PHKIlustrasi Startup/ Shutterstock wowomnom
02 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Industri teknologi Indonesia sepanjang tahun ini tengah mengalami guncangan besar. Tidak sedikit perusahaan, di antaranya usaha rintisan atau startup, mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Efisiensi dilakukan karena ditujukan untuk, salah satunya, memperpanjang runway perusahaan.

Di antara perusahaan yang memecat karyawannya termasuk punya skala besar seperti GoTo dan Shopee Indonesia, lalu ada pula perusahaan seperti Ajaib, Sirclo, Ruangguru, Tokocrypto, atau Binar Academy.

Mereka beralasan efisiensi perlu diambil seiring karena perekonomian global tengah, dan masih akan, dirundung ketidakpastian.

Kepada Fortune Indonesia, Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo), Eddi Danusaputro, berpendapat wajar jika perusahaaan melakukan efisiensi untuk mempertahankan keberlanjutan bisnis.

“Istilah di kami efisiensi ini untuk memperpanjang runway. Yang tadinya uang cukup untuk 8 bulan, ya harus dipanjangin jadi cukup untuk 12 bulan,” ujarnya.

Pengertian runway

Startup
Ilustrasi Startup/ Shutterstock wowomnom

Ibarat sebuah pesawat terbang yang tengah dalam proses lepas landas, runway yang terlalu pendek takkan bisa mendukung pesawat itu untuk terbang, dan bahkan berpotensi untuk membuatnya berhenti. Namun, jika runway itu terlalu panjang, maka pesawat justru hanya akan menghabiskan bahan bakarnya.

Analogi tersebut bisa menjelaskan runway startup, demikian Forbes. Dalam konteks perusahaan rintisan, runway startup adalah lama perusahaan dapat beroperasi sebelum kehabisan uang.

Lama periode itu merupakan salah satu perhitungan terpenting yang mesti dibuat oleh pendiri startup. Sebab, jika perhitungan itu benar, maka perusahaan rintisan itu akan beroleh peluang yang lebih besar untuk sukses.

Menurut laman Duitku, runway mengacu pada berapa lama perusahaan dapat bertahan di pasar jika pendapatan dan pengeluaran tetap konstan. Jika sebuah startup tidak memiliki runway yang cukup, mereka berisiko keluar dari bisnis atau bangkrut sebelum mendapatkan pasar yang ingin mereka layani.

Sebagai contoh, sebuah bisnis tanpa pendapatan menghabiskan (atau membakar) sekitar Rp150 juta setiap bulan. Lalu, dengan asumsi mereka memiliki kas Rp1,5 miliar di bank, perusahaan itu memiliki runway 10 bulan. Nah, selama 10 bulan, startup tidak hanya perlu membawa produk mereka ke pasar, tetapi juga mempertahankan cadangan kas yang lebih tinggi dari yang mereka pakai.

Sederhananya, runway adalah panjangnya umur sebuah startup jika pendapatan dan pengeluaran mereka tetap stabil.

Runway startup yang ideal

Ilustrasi startup. Shutterstock/Indypendenz

Related Topics