TECH

Menyusul El Salvador, Lugano Swiss Bakal Pakai Kripto untuk Transaksi

Lugano bertujuan menjadi ibu kota blockchain Eropa.

Menyusul El Salvador, Lugano Swiss Bakal Pakai Kripto untuk TransaksiPanorama pemandangan danau Lugano, pegunungan dan kota Lugano, Ticino kanton, Swiss. Shutterstock/Oleg_P

by Luky Maulana Firmansyah

07 March 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Lugano bakal mengadopsi kripto untuk menunjang transaksi pembayaran dan bisnis di wilayahnya. Kota modis yang terletak di ujung selatan Swiss tersebut bekerja sama dengan penerbit mata uang kripto Tether. 

Paolo Ardoino, Chief Technical Officer (CTO) Tether, mengatakan perusahaannya telah menyiapkan 3 juta franc Swiss atau lebih dari Rp46 miliar untuk mendukung pemanfaatan Bitcoin dan Tether. Pada saat bersamaan, aset LVGA, yang merupakan token khusus untuk toko dan bisnis di seluruh kota, akan dirilis.

Ardoino menyatakan salah satu tujuan proyek tersebut adalah menjadikan Lugano sebagai pusat blockchain di Eropa.

“Kami ingin menunjukkan bahwa alat-alat ini, instrumen-instrumen ini, mata uang yang diciptakan ini benar-benar dapat digunakan di lingkungan yang dinamis seperti kota Lugano,” katanya seperti dikutip dari cointelegraph, Senin (7/3).

Mulai dari membayar pajak hingga pembayaran

Proyek tersebut memungkinkan penduduk Lugano untuk membayar pajaknya menggunakan kripto, menurut Ardoino.

Lalu, program tersebut juga akan diperluas untuk mendukung pembayaran, seperti tiket parkir, layanan publik, dan biaya sekolah untuk siswa.

Ada lebih dari 200 toko dan bisnis di wilayah tersebut yang diharapkan menerima pembayaran kripto untuk barang dan jasa.

Sebagai bagian dari kemitraan, menurut Ardoino, Tether akan mendukung dana hingga 100 juta franc Swiss atau lebih dari Rp1,5 triliun untuk membiayai perusahaan rintisan berbasis blockchain dan menciptakan unicorn kripto di wilayah tersebut.

Dengan populasi sekitar 63.000 orang, Lugano adalah kota terbesar ke-8 di Swiss. Wilayah itu akan menjadi tuan rumah konferensi Forum Dunia Bitcoin pada Oktober tahun ini.

Menyusul El Salvador

Pada September tahun lalu, El Salvador mengesahkan peraturan yang memungkinkan semua penduduk (dan turis) untuk menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah bersama dolar Amerika Serikat (AS).

Bahkan, El Salvador menyebut keputusannya itu berdampak positif terhadap pariwisata negaranya, demikian Fortune.com.

Menurut angka resmi dari pemerintah, sejak pengesahan Bitcoin sebagai alat pembayaran, jumlah turis negara tersebut mencapai 1,4 juta orang, dan melebihi 1,1 juta turis pemerintah. Dari sekian itu, 60 persen di antaranya adalah warga AS.

Namun, kebijakan El Salvador bukan tanpa hambatan, apalagi di tengah koreksi harga Bitcoin. Mengutip data dari coinmarketcap, Senin (7/3), harga aset kripto tersebut mencapai US$38.000-an, lebih rendah dari US$68.000 yang merupakan rekor tertinggi pada November 2021.

Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memperingatkan El Salvador bahwa penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah adalah ide buruk.

Dalam keterangan persnya, IMF berpendapat El Salvador harus berhenti menggunakan Bitcoin sebagai mata uang legal lantaran “menimbulkan risiko besar untuk integritas keuangan dan pasar, stabilitas keuangan, dan perlindungan konsumen.”