TECH

Menyusul Twitter, Meta Platforms Bakal Lakukan PHK Karyawan Massal

Saham Meta turun lebih dari 70% sepanjang 2022.

Menyusul Twitter, Meta Platforms Bakal Lakukan PHK Karyawan MassalShuterstock/Michael Vi
08 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meta Platforms Inc., santer dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal terhadap karyawannya. Perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan Whatsapp ini memang tengah mengalami gejolak bisnis sepanjang tahun ini.

Meta disebut akan memulai efisiensi pekerja secara besar-besaran pada pekan ini, lansir Fortune.com (8/11).

Sumber yang mengetahui masalah tersebut menyatakan ada “ribuan pekerja” yang akan terdampak oleh kebijakan efisiensi perusahaan. Per September 2022, Meta tercatat mempekerjakan 87.000 pekerja di seluruh dunia.

Sinyal efisiensi ini tampak dari pengumuman Meta. Sebelumnya, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu telah memberitahu karyawannya untuk membatalkan perjalanan yang tidak penting mulai pekan ini.

PHK tersebut bahkan diperkirakan bakal terjadi dalam jumlah yang signifikan sejak perusahaan berdiri pada 2004, demikian The New York Times.

Bisnis Meta

Meta.
Meta. (Pixabay/KNFind)

Keuangan Meta telah mengalami ganjalan selama berbulan-bulan, dan perusahaan tersebut berupaya keras untuk menekan biaya, demikian The Strait Times.

Perusahaan dilaporkan telah menghabiskan dana miliaran dolar untuk membangun dunia imersif metaverse. Namun, langkah itu terjadi di tengah perlambatan kinerja perekonomian global dan kemelut inflasi.

Perusahaan membukukan penurunan saham mencapai lebih dari 70 persen tahun ini. Investor Meta disebut sangsi terhadap ambisi metaverse perusahaan karena diyakini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mendulang keuntungan.

Pada saat yang sama, Meta menghadapi tantangan besar dari TikTok, aplikasi video pendek besutan Bytedance, perusahaan teknologi dari Cina. Mereka juga menghadapi masalah kebijakan perubahan privasi pada perangkat Apple.

Pada Oktober, Meta membukukan penurunan laba kuartalan 50 persen. Kala itu, perusahaan menyatakan akan "membuat perubahan signifikan di seluruh kursi direksi untuk beroperasi lebih efisien", termasuk dengan mengecilkan beberapa tim, dan dengan mempekerjakan hanya di bidang prioritas tertinggi.

CEO Meta, Mark Zuckerberg, selama beberapa bulan terakhir, telah memberikan isyarat mengenai periode lebih sulit di masa depan. Dia bahkan sempat mengatakan perusahaan menghadapi salah satu “kemerosotan terburuk sejauh ini”.

Efisiensi Twitter

Twitter
ilustrasi Twitter (unsplash.com/Souvik Banerjee)

Related Topics