TECH

Meski Terkena Kemelut Rantai Pasok, Xiaomi Raup Laba Rp49 Triliun

Xiaomi menyiapkan investasi khusus untuk mobil listrik.

Meski Terkena Kemelut Rantai Pasok, Xiaomi Raup Laba Rp49 TriliunKantor Xiaomi, Beijing, Tiongkok. (ShutterStock/Askarim)

by Luky Maulana Firmansyah

23 March 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Xiaomi Corp melaporkan laba 2021 mencapai 22,04 juta yuan atau setara Rp49,65 triliun.

Dalam arti lain, keuntungan Xiaomi tersebut meningkat 69,5 persen dari 13,01 juta yuan pada tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada 2019, laba perusahaan ini 11,53 juta yuan.

“Pada 2021, kami mengalami situasi yang sangat kompleks," kata Presiden Xiaomi, Wang Xiang, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/3). "Pasokan berada dalam posisi yang sangat parah atau ketat, dan ada dampak geopolitik. Namun, kinerja Xiaomi telah menunjukkan bahwa kami adalah perusahaan yang tangguh."

Xiaomi pada periode sama membukukan kenaikan pendapatan 33,5 persen menjadi 328,31 juta yuan atau Rp739,68 triliun. Pada 2020, pendapatan Xiaomi 245,87 juta yuan atau setara Rp553,93 triliun.

Perseroan menyandarkan bisnisnya pada empat lini. Pada departemen ponsel pintar, misalnya, Xiaomi meraup pendapatan 208,87 juta yuan, atau meningkat 37,2 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Di saat bersamaan, pendapatan Internet of Things (IoT) dan produk gaya hidup ikut meningkat 26,1 persen menjadi 84,98 juta yuan. Sedangkan, pendapatan jasa internet dan lain-lain masing-masing tumbuh 18,1 persen dan 149,1 persen.

Rencana Xiaomi ke depan

Xiaomi Mi 11 Ultra. Shutterstock/Jack SkeensXiaomi Mi 11 Ultra. Shutterstock/Jack Skeens

Berdasarkan data dari firma riset ponsel pintar Counterpoint Research, Xiaomi mengirimkan 190 juta unit tahun lalu. Sebagai perbandingan, Apple dan Samsung masing-masing mengirimkan 271 juta unit dan 237,9 juta unit. Sementara, International Data Corporation (IDC) menyebut pangsa pasar Xiaomi pada periode sama 14,1 persen, Apple 7,4 persen, dan Samsung 20,1 persen.

Wang Xiang juga mengatakan masalah pasokan semikonduktor masih akan terjadi pada kuartal pertama 2022. Namun, menurutnya, situasinya akan membaik pada Juni.

Xiaomi turut menyampaikan sejumlah rencana strategis untuk bisnis di masa depan. Perusahaan menggenjot investasi dalam semikonduktor terutama untuk mendukung pengembangan yang berhubungan langsung dengan pengalaman pengguna, seperti pengisian daya cepat.

Bahkan, perusahaan tersebut akan berinvestasi US$10 miliar selama sepuluh tahun ke depan untuk pengembangan mobil listrik. Xiaomi berharap dapat merilis kendaraan listriknya ke pasar pada 2024.

Sebelumnya, Xiaomi juga menyampaikan ambisinya untuk melibas Apple dalam kompetisi industri ponsel dunia. Menurut pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Xiaomi, Lei Jun, perusahaan bakal meningkatkan upaya menantang Apple khususnya dalam kelas ponsel premium.

Pada saat bersamaan Xiaomi menggambarkan persaingan di pasar gawai flagship sebagai perang 'hidup dan mati' yang harus dimenangkan demi keberlanjutan bisnis. Lei juga menekankan janji investasi US$15,71 miliar atau setara dengan Rp224,65 triliun untuk menyokong ambisi perseroan serta penelitian dan pengembangan.