TECH

Riset DBS Ungkap Tantangan Transformasi Digital pada Sektor Bisnis

Bisnis mesti mulai beradaptasi memanfaatkan teknologi baru.

Riset DBS Ungkap Tantangan Transformasi Digital pada Sektor BisnisFoto Ilustrasi Bank DBS/Dokumen Istimewa
26 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – DBS Bank Ltd baru saja merilis hasil riset mengenai ikhtiar transformasi digitalnya secara global, termasuk di Indonesia. Hasilnya, perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Asia itu mendapati antusiasme dalam pengupayaan digitalisasi meski masih terdapat sejumlah tantangan.

Dalam laporannya, Bank DBS menyatakan 64 persen bisnis di seluruh dunia mengambil pendekatan struktural untuk transformasi digital yang menyasar kepada hubungan dengan pelanggan. Dari jumlah tersebut, 33 persen responden mengejar peningkatan digitalisasi dengan membentuk tim khusus atau ad-hoc.

Meskipun demikian, hanya 17 persen responden yang mengaku strategi mereka cukup efektif. Sedangkan, 39 persen lainnya mengaku usaha transformasi mereka gagal atau mengecewakan.

Group Head Global Transaction Services DBS, Lim Soon Chong, berpendapat dalam urusan transformasi digital, para pemimpin perusahaan perlu mengambil langkah untuk membangun pekerja yang lebih solid, dan menanamkan pola pikir kolaboratif antar tim.

“Selain berinvestasi untuk teknologi, para pemimpin dalam transformasi digital memahami bahwa keterampilan baru dibutuhkan untuk masa depan yang semakin digital,” katanya dalam rilis pers, Kamis (26/1).

Laporan Bank DBS disusun berdasar atas survei terhadap 1.225 eksekutif komersial dan keuangan (treasury) perusahaan di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Serikat. pada Juni–Agustus 2022. Responden berasal dari 15 sektor, serta dari bisnis dengan valuasi lebih dari US$1 miliar.

Survei tersebut menemukan kesiapan perusahaan secara global dalam menyukseskan transformasi digital yang dibagi menjadi tiga kategori. Salah satunya “leaders” atau perusahaan yang mampu melaksanakan transformasi secara konsisten, strategis, dan efektif.

Hasilnya, di kawasan Asia, Indonesia memiliki proporsi leaders terbanyak dengan persentase 13 persen, diikuti Vietnam dan India (12 persen), Singapura dan Tiongkok (10 persen), Taiwan (9 persen), dan Hong Kong (7 persen).

Sejumlah tantangan

Ilustrasi transformasi digital. Shutterstock/NicoElNino

Menurut survei itu, para responden mengakui pentingnya transformasi digital sejumlah divisi untuk mencapai tujuan komersial. Divisi-divisi itu: sales dan marketing (36 persen), keuangan/treasury (25 persen), dan sumber daya manusia 3 persen..

Dalam lingkup treasury, responden memprioritaskan pelaporan keuangan (46 persen) sebagai aspek utama dalam digitalisasi. Selain itu, terdapat investasi (38 persen), pengadaan atau procurement (33 persen), manajemen modal kerja (26 persen), pengelolaan uang tunai dan likuiditas (23 persen), dan manajemen risiko (23 persen).

Ketika berkolaborasi dengan pihak eksternal untuk mengembangkan inovasi perbankan dan transformasi digital, mayoritas responden memilih untuk bekerja sama dengan bank (54 persen), fintech (21 persen), konsultan (8 persen), dan kombinasi dari ketiganya (18 persen).

Para responden di Indonesia mengaku memerlukan sejumlah teknologi dalam membantu tranformasi digital pada divisi keuangan dan treasury, seperti komputasi (49 persen), advanced analytics (46 ), dan Application Programming Interface atau API (44 persen).

Related Topics